Connect with us

Khutbah

Khutbah Jum’at : Perintahkan Keluargamu untuk Berhijab

Published

on

Khutbah Pertama :

الحمد لله الذي أنزل لباسا قائلا : يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ  (الأعراف : 26)

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ﴾

﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً﴾

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً﴾؛ أَمَّا بَعْدُ

فإن أصدق الحديث كتاب الله و أحسن الهدى هدى محمد و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Ketahuilah, bahwa salah satu nikmat yang Agung yang Allah karuniakan kepada kita semua, anak adam adalah “pakaian”. Dan, sungguh kenikmatan ini terasa demikian besar mana kala kita mau merenungkan betapa besar manfaatnya.

Bukankan dengan seseorang mengenakannya, ia akan terlindungi dari dinginnya udara di malam hari dan panasnya sengatan matahari di siang hari. Ini adalah salah satu aspek kemanfaatan pakaian yang sangat bisa dirasakan. Kemanfaatan yang lainnya yang tak kalah pentingnya adalah bahwa dengan pakaian seseorang dapat menutupi auratnya agar ia tidak terlihat oleh orang yang tidak berhak melihatnya. Dan, inilah maksud utama dari fungsi pakaian yang Allah karuniakan kepada kita. perhatikanlah firman Allah ta’ala,

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا

“Hai anak Adam (yakni : ummat manusia), sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.” (QS. Al-A’raf : 26)

Maka, kaum muslimin, rahimakumullah.

Beryukurlah kepada Allah Tuhan Anda Dzat yang telah mengaruniakan pakaian kepada Anda, dan ketahuilah bahwa salah satu bentuk nyata kesyukuran Anda sesungguhnya kepada Allah ta’ala adalah Anda mendayagunakan kenikmatan yang telah dikaruniakan kepada Anda tersebut sesuai dengan maksud pemberianNya, yaitu hendaklah Anda menggunakannya untuk menutup aurat Anda, Anda menutupi aurat anda dengannya di hadapan orang-orang yang tidak berhak melihatnya.

Ketahuilah wahai kaum muslimin, bahwa aurat Anda seorang lelaki adalah apa yang ada di antara kedua lutut dan pusarnya, hal ini seperti dijelaskan dalam sabda Nabi,

وَإِذَا أَنْكَحَ أَحَدُكُمْ عَبْدَهُ أَو أَجِيرَهُ فَلاَ يَنْظُرَنَّ إِلَى شَيْءٍ مِنْ عَورَتِهِ، فَإِنَّ مَا أَسْفَلَ مِنْ سُرَّتِهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ مِنْ عَوْرَتِهِ .

“Jika salah seorang di antara kalian menikahkan hamba sahaya atau pembantunya, maka jangan sekali-kali ia melihat sedikit pun dari auratnya. Karena apa yang ada di bawah pusar hingga lutut adalah aurat.” (Hadits hasan. Riwayat Ahmad (II/187) dan Abu Dawud (no. 495))

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Maka, mana kala Anda telah menutupi bagian tersebut (pusar hingga lutut) Anda telah menutup aurat Anda. Dengan demikian, sungguh Anda telah melaksanakan apa yang menjadi maksud Tuhan Anda memberikan pakaian kepada Anda. Dengan demikian, berarti Anda telah bersyukur kepadaNya dengan sebenar-benarnya atas karunia yang diberikan Allah kepada Anda berupa pakaian. Jika demikian, maka kabar gembira bagi Anda karena kesyukuran Anda atas nikmat Allah yang diberikan kepada Anda tersebut akan mendatangkan kebaikan yang lainnya, di antaranya Allah akan ridho kepada Anda, sebagaimana yang Allah khabarkan,

وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

“Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” (QS. Az-Zumar: 7)

Namun, sebaliknya bila mana anda tidak menutup aurat Anda padahal Allah telah mengaruniakan sarana yang dengannya Anda dapat menutup aurat Anda, anda justru memperlihatkan atau mempertontonkan aurat Anda kepada orang-orang yang tidak berhak melihatnya, maka ini adalah bentuk kekufuran yang nyata terhadap karunia yang telah Allah berikan kepada Anda, maka kekufuran Anda ini sungguh tidak diridhoi oleh Tuhan Anda, bukankah Tuhan Anda Allah ‘azza wajalla telah menghabarkan di ayat yang sama dan surat yang sama,

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ

“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya.” (QS. Az-Zumar: 7)

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Sungguh kewajiban menutup aurat bukan hanya bagi kaum lelaki saja, namun juga kewajiban ini yang harus ditunaikan oleh kaum hawa, kaum wanita, ibu-ibu kita, istri-istri kita, saudari-saudari kita  dan seluruh wanita karena mereka semuanya adalah bani Adam. Maka, apabila mereka teah mencapai usia dewasa, mereka diwajibkan untuk menutup auaratnya. Adapun aurat seorang wanita adalah seluruh anggota tubuhnya. ‘Aisyah meriwayatkan bahwa Asma bintu Abi Bakar (yakni : saudarinya) pernah masuk kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sementara Asma mengenakan baju yang kainnya tipis (yang dapat memperlihatkan warna kulit tubuhnya), (melihat hal tersebut) maka Rasulullah berpaling darinya seraya mengatakan,

يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلاَّ هَذَا وَهَذَا ». وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ.

“Wahai Asma sesungguhya seorang wanita bila mena telah mengalami haid (yakni : telah dewasa, karena haid merupakan salah satu tanda bahwa seorang wanita telah dewasa-pen) tidak layak (tidak boleh) terlihat darinya kecuali ini dan ini. (Perowi berkata) beliau seraya mengisyaratkan (dengan tangannya) ke arah wajah dan kedua telapak tangannya.” (HR. Abu Dawud)

Oleh karenanya, kaum muslimin, rahimakumullah.

Hendaklah Anda, yang hadir di sini, baik Anda seorang yang berkedudukan sebagai seorang anak yang ibunya Anda masih hidup, baik Anda yang berkedudukan sebagai seorang suami, baik Anda yang berkedudukan sebagai seorang adik yang mempunyai seorang kakak permpuan, baik Anda yang berkedudukan sebagai seorang kakak yang mempunyai seorang adik perempuan yang telah dewasa, dan seterusnya, hendaklah Anda menyampaikan nasehat yang baik kepada mereka semuanya, katakanlah kepada mereka isi pesan yang telah Allah sampaikan kepada nabiNya Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam dalam firmannya yang ada di dalam kitabNya Al-Qur’an yang mulia,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab : 59)

بارك الله لي ولكم في القرآن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الآية والذكر الحكيم وتقبل الله مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم ولسائرالمسلمين من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua :

 الحمد لله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه كما يحب ربنا ويرضى

 أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله , أما بعد :

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Bertakwalah kepada Allah, karena orang-orang yang bertakwa kepadaNyalah yang memperoleh keuntungan baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.

Dan, salah satu di antara sekian banyak bentuk ketakwaaan seseorang hamba kepada Allah ta’ala adalah bershalawat kepadaNya, karena Allah ta’ala memerintahkannya,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Demikianlah -kaum muslimin- Alah berfirman di dalam al-Qur’an Surat al-Ahzab ayat lima puluh enam.

Dan, hendaknya hal ini, bershalawat kepada nabiNya shallallahu ‘alaihi wasallam semakin kita  memperbanyaknya di hari yang kita tengah berada di dalamnya, yaitu hari jum’at karena nabi kita pernah bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ

“Sesungguhnya termasuk seutama-utama hari-hari kalian adalah hari jum’at. Oleh karenanya perbanyaklah oleh kalian bersholat kepadaku pada hari tersebut.” (HR. Abu Dawud)

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين


#Artikel : www.hisbah.net

Gabung juga di Fans Page kami hisbah.net

About Author

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

baru

Dosa Dosa Besar Diingatkan di Hari Besar

Published

on

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذي أَكْمَلَ لَنَا دِيْنَنَا وَأَتَمَّ عَلَيْنَا نِعْمَتَهُ وَرَضِيَ لَنَا الْإْسْلَامَ دِيْنًا
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعَيْنَ
أَمَّا بَعْدُ :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ  [آل عمران : 102]

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kalian meninggal dunia melainkan dalam keadaan muslim.
Ibadallah, wahai hamba-hamba Allah, kaum Muslimin rahimakumullah !

 

Ketahuilah bahwa ketakwaan kepada Allah-سٌبْحَانَهُ وَتَعَالَى-merupakan bekal terbaik perjalanan hidup kita di dunia yang fana ini, menuju kepada kehidupan akhirat nanti yang kekal abadi.

Tuhan dan sesembahan kita yang hak, yaitu Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-telah berfirman di dalam kitab-Nya al-Qur’an yang mulia,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ [البقرة : 197]

 

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (al-Baqarah : 197)

Wahai orang-orang yang berakal ! Bertakwalah kepada Allah, niscaya Anda terjamin untuk mendapatkan keberuntungan dalam kehidupan dunia ini, bahkan sampai di kehidupan akhirat nanti.

Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-yang memerintahkan Anda untuk bertakwa kepada-Nya ini telah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ  [آل عمران : 200]

 

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (Ali Imran : 200)

Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-juga berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ  [النور : 52]

Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan.(an-Nur : 52)

 

Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, di antaranya dengan cara mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, menjauhi semua larangan-larangan-Nya dan semua larangan-larangan Rasul-Nya, takut akan akibat berbuat maksiat kepada-Nya, dan takut akan azab dan siksa-Nya. Niscaya, Anda termasuk golongan mereka orang-orang yang beruntung dan mendapatkan kesuksesan di dunia bahkan di akhirat dengan mendapatkan berbagai kenikmatan di dalam Surga-Nya, yang telah disiapkan bagi orang-orang yang bertakwa kepada-Nya semasa kehidupannya di dunia nan fana ini,

 

Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-juga berfirman,

وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَآبٍ (49) جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَهُمُ الْأَبْوَابُ (50) مُتَّكِئِينَ فِيهَا يَدْعُونَ فِيهَا بِفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ وَشَرَابٍ (51) وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ (52) هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوْمِ الْحِسَابِ (53) [ص : 49 – 53]

 

Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) Surga ‘Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bersandar (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di Surga itu. dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. Inilah apa yang dijanjikan kepada kalian pada hari penghisaban

(Shad : 49-53)

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah !

 

Ketahuilah bahwa termasuk perkara yang diperintahkan kepada kita adalah membaca, mentadabburi dan memperhatikan kandungan ayat-ayat-Nya (tanda-tanda kekuasaan-Nya) yang termaktub di dalam kitab-Nya al-Qur’an yang mulia. Allah berfirman,

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ [ص : 29]

 

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.(Shad : 29)

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Di antara ayat quraniyah yang hendaknya kita perhatikan kandungannya adalah ayat yang diturunkan di hari Jum’at yang menegaskan tentang kesempurnaan syariat. Ayat tersebut adalah firman Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا  [المائدة : 3]

 

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian

(Qs. al-Maidah : 3)

 

Umar-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ-berkata, “Sungguh, aku benar-benar tahu hari diturunkannya ayat tersebut, juga tempat turunnya. Ayat ini turun, sedangkan Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-tengah berdiri (wukuf) di Arafah pada hari Jum’at.”

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Bila kita perhatikan kandungan dan kapan ayat ini diturunkan, kita pun akan tahu betapa agung kandungannya, dan keagungan hari diturunkannya, juga keagungan hari-hari setelahnya.

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Ayat tersebut memuat makna, bahwa Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-telah memberi anugerah besar kepada kaum Mukminin, yaitu dengan disempurnakannya agama ini. Sehingga tidak terdapat kekurangan dalam syariat-Nya. Aturannya pun tidak terjamah ketimpangan. Al-Qur’an dan sunnah yang merupakan sumber rujukan agama ini, mendapatkan penjagaan dari Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, sehingga selamanya tetap terjaga dan sesuai di segala waktu dan tempat. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ  [الحجر : 9]

 

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (al-Hijr : 9)

Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ –juga bersabda,

تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بِعْدَهُمَا (إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا) كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِي

 

Aku telah meninggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selamanya (jika kalian berpegang teguh pada keduanya) ; yaitu Kitabullah dan sunnahku. (HR. al-Hakim dan lainnya)

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

Agama Islam ini adalah agama yang sempurna, aturan yang menyeluruh mencakup semua kemaslahatan hamba. Agama ini sesuai untuk segala waktu dan tempat. Ditambah lagi bahwa agama ini terpelihara dari tangan-tangan jahil yang hendak mendistorsi dan merubahnya.

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Agama Islam ini sempurna dalam prinsip-prinsip dasarnya, juga sempurna dalam hukum-hukum cabangnya. Sempurna dalam hal urusan ibadah juga sempurna dalam muamalah. Aturannya mencakup tataran umat dan juga tataran individu.

Agama Islam adalah agama yang menjamin prinsip mengambil hal yang maslahat dan menolak yang merusak, juga menjaga segala hak serta memberi efek jera kepada para pembuat kerusakan.

Agama Islam adalah agama yang mengatur segala urusan, yang tidak tersentuh oleh kekurangan maupun ketimpangan. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-  berfirman,

لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ  [فصلت : 42]

 

“Yang tidak datang kepadanya (al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji (Fushshilat : 42)

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Maka orang yang menilai Islam tidak cocok untuk zaman sekarang, atau meragukannya, atau menyatakan bahwa Islam hanya  mengatur urusan manusia dengan Sang Pencipta semata, sedangkan urusan dunia dengan berbagai dimensinya tidak diatur Islam, maka ia telah keluar dari Islam, ia telah mendustakan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- yang telah menyatakan bahwa Dia-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- telah menyempurnakan agama-Nya.

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Kalau kita perhatikan hari di mana ayat di atas diturunkan yaitu, hari Arafah dan di hari Jum’at pula, maka kita pun tahu betapa mulia waktu turunnya ayat di atas. Hari itu adalah hari terbaik.

Tentang keutamaan hari Arafah, disebutkan di antaranya adalah bahwa hari tersbut merupkan hari pengampunan dosa dan pembebasan dari siksa neraka.

Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ

“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dan sesungguhnya Dia-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman : Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim no. 1348)

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Hari Arafah juga merupakan hari disempurnakannya agama dan nikmat.

Dalam shahihain (Bukhari-Muslim), ‘Umar bin Al Khothob-semoga Allah meridhainya- berkata bahwa ada seorang Yahudi berkata kepadanya,

آيَةٌ فِى كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ نَزَلَتْ لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا .

 

“Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ‘ied).

قَالَ أَىُّ آيَةٍ

“Ayat apakah itu?” tanya ‘Umar.

قَالَ ( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا ) .

 

Si Yahudi menjawab, “(Ayat itu adalah ayat yang artinya): Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian.

قَالَ عُمَرُ قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِى نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِىِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ

‘Umar berkata, “Kami telah mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri di ‘Arofah pada hari Jum’at.”

 

(HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017). At Tirmidzi mengeluarkan dari Ibnu ‘Abbas semisal itu. Di dalamnya disebutkan bahwa ayat tersebut turun pada hari ‘Ied yaitu hari Jum’at dan hari ‘Arofah.

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Adapun tentang hari Jum’at, Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ

Sesungguhnya di antara hari-hari kalian yang paling utama adalah hari jum’at…(HR. Abu Dawud)

Beliau-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-juga bersabda,

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ

 

Sebaik-baik hari di mana matahari terbit pada hari tersebut adalah hari Jum’at…(HR. Muslim)

Beliau-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-juga bersabda,

الصَّلاَةُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ

 

Shalat (fardhu) yang lima (waktu),  hari Jum’at ke hari Jum’at berikutnya merupakan penghapusan dosa yang ada di antara semuanya selagi dosa-dosa besar tidak dilakukan (oleh seseorang) (HR. Muslim).

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

Ya, dosa-dosa besar apa pun bentuknya tidaklah boleh dilakukan. Dan ketahuilah bahwa pada hari Jum’at, pada hari Arafah, pada hari yang besar ini,  Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- telah menegaskan dan mengingatkan beberapa contoh bentuk dosa-dosa besar yang seharusnya ditinggalkan.

 

Dalam khutbahnya-sebagaimana diriwayatkan oleh imam Muslim di dalam shahihnya dari sahabat mulia Jabir bin Abdillah-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ-, Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- bersabda,

Sesungguhnya darah kalian dan harta kalian haram atas kalian, seperti keharaman hari kalian ini, pada bulan kalian ini, di negeri kalian ini. Ketahuilah bahwa segala sesuatu dari perkara jahiliyah dibawah kakiku diletakkan. Darah di masa jahiliyah diletakkan. Dan sesungguhnya darah pertama yang aku letakkan dari darah kita adalah darah Ibnu Rabiah bin al-Harits. Dulu, ia disusui di Bani Sa’ad, lalu Hudzail membunuhnya. Riba jahiliyah juga dibatalkan. Dan, riba pertama yang aku batalkan adalah riba kita riba Abbas bin Abdul Muthalib, sesungguhnya ribanya tersebut dibatalkan semuanya…”

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Menumpahkan darah atau membunuh orang lain tanpa hak sungguh merupakan dosa besar. Perbuatan tersebut adalah terlarang dan diharamkan. Harus dijauhi dan ditinggalkan. Demikian pula mengambil harta orang lain dengan cara batil. Perbuatan tersebut merupakan dosa besar, terlarang dan diharamkan. Harus dijauhi dan ditinggalkan. Demikian pula melakukan praktek riba, juga merupakan perbuatan dosa besar, terlarang dan diharamkan, tidak boleh dilakukan, perbuatan tersebut harus dihindari dan ditinggalkan.

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Itulah tiga contoh bentuk dari dosa-dosa besar yang diingatkan oleh Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- di hari yang besar agar dihindari dan ditinggalkan. Namun demikian, sungguh masih banyak bentuk dosa-dosa besar lainnya yang harus pula dijauhi, dihindari dan ditinggalkan oleh kita semuanya sebagai umat Islam, sebagai orang-orang yang beriman, seperti, menyekutukan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-atau syirik, sihir, meninggalkan shalat, tidak mau membayar zakat, durhaka kepada kedua orang tua, memakan harta anak yatim dengan cara zhalim, berdusta atas nama nabi, membatalkan puasa Ramadhan tanpa alasan atau keringanan, lari dari medan pertempuran, berzina, Khianat, Zhalim, dan bertindak sewenang-wenang yang dilakukan oleh pemimpin terhadap rakyatnya, meminum khamer, menyombongkan diri, takabbur, ujub dan angkuh, persaksian palsu, melakukan homoseksual, menuduh zina, mencuri, merampok, sumpah palsu, selalu berdusta di setiap ucapan, bunuh diri, membiarkan kemungkaran di dalam keluarga, bertingkah laku seperti lawan jenis, makan bangkai, darah, dan daging babi, memalak (pungutan liar), mengungkit-ungkit kebaikan, tidak beriman terhadap takdir, mengkhianati pemimpin, membenarkan dukun, memutus hubungan kekerabatan, durhaka terhadap pasangan,… dan masih banyak lagi bentuk dosa besar yang lainnya sebagaimana disebutkan dan dijelaskan oleh para ulama, seperti yang disebutkan oleh imam Adz-Dzahabi di dalam bukunya al-Kabair. Dan, di dalam bukunya tersebut beliau berpesan seraya mengatakan, ‘Oleh karena itu, kita wajib untuk mempelajari dosa-dosa besar agar seorang muslim bisa menjauhinya.’

أَقُوْلُ قَوْليِ هَذَا وَأَسْتَغْفِرَ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلَسَائِرِ الْمُسِلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 Khuthbah Kedua :

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (71) [الأحزاب : 70 ، 71]

 

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagi kalian amalan-amalan kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Kaum Muslimin, rahimakumullah

Sesungguhnya hari ini, hari Jum’at merupakan hari yang utama, dan kita pun dianjurkan untuk mengisinya dengan amalan yang utama pula. Bahkan kita dianjurkan untuk memperbanyak melakukan amal yang utama tersebut.

 

Kaum Muslimin, rahimakumullah

 

Ketahuilah bahwa termasuk amal yang utama yang kita dianjurkan untuk memperbanyaknya adalah bershalawat kepada Nabi kita Muhammad-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam Sunannya, Nabi kita Muhammad-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ

 

Sesungguhnya di antara hari-hari kalian yang paling utama adalah hari Jum’at. Oleh karena itu, perbanyaklah oleh kalian bershalawat kepadaku di hari tersebut …

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اللَّهُمَّ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَوَحِّد صُفُوْفَهُمْ وَاَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ وَاكْسُرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِيْنَ وَاكْتُبْ السَّلَامَ وَالْأَمْنَ لِعِبَادِكَ أَجْمَعِيْنَ

 

Ya Allah ! Muliakanlah Islam dan kaum Muslimin, satukanlah barisan dan kalimat mereka di atas kebenaran. Hancurkan kekuatan orang-orang yang zhalim dan karuniakanlah kedamaian serta keamanan untuk semua hamba-Mu.

 

اَللَّهُمَّ نَجِّي إِخْوَانَنَا اَلْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ

Ya Allah ! Selamatkanlah saudara-saudara kami kaum Muslimin yang tertindas di Palestina dan di setiap tempat.

 

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنِ فِي سَبِيْلِكَ عَلَى أَعْدَائِهِمْ

Ya Allah ! Menangkanlah saudara-saudara kami para Mujahidin di jalan-Mu atas para musuh-musuh mereka.

 

اَللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَكَ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاسِبِيْنَ الظَّالِمِيْنَ وَمَنْ شَايَعَهُمْ وَأَعَانَهُمْ يَا عَزِيْزُ يَا جَبَّارُ

Ya Allah ! Timpakanlah azab keras-Mu terhadap kaum Yahudi penjajah yang zhalim, serta siapa pun yang mendukung dan membantu mereka wahai yang Maha Perkasa, wahai yang Maha Mengalahkan.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِيْنَ كَسِنِيْنِ يُوْسُفَ

Ya Allah ! Jadikanlah adzab-Mu atas mereka berupa paceklik yang berkepanjangan sebagaimana yang terjadi di Masa Nabi Yusuf

 

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا وَعَلَيْهِمْ صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَأَقْدَامَهُمْ وَانْصُرْنَا وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Ya Allah ! Ya Tuhan Kami ! Tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan mereka (saudara-saudara kami), kokohkanlah pendirian kami dan mereka, dan tolonglah kami dan tolonglah (pula) mereka terhadap orang-orang kafir.

 

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا وَعَلَيْهِمْ صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ

” Ya Allah ! Ya Tuhan Kami !, Limpahkanlah kesabaran kepada Kami dan kepada mereka dan wafatkanlah kami dan mereka dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)”.

 

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Ya Allah ! “Ya Tuhan kami !, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)”.

 

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka”

 

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Ditulis oleh :

Amar Abdullah bin Syakir

 

About Author

Continue Reading

baru

Ujian Sihir

Published

on

Khutbah Pertama :

إن الحمد لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.. أَمَّا بَعْدُ.

Bertakwalah kepada Allah, wahai hamba-hamba Allah !

Sesungguhnya barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.

Ketahuilah-wahai orang-orang yang beriman-sesungguhnya termasuk ketakwaan kepada Allah adalah bersyukur kepada-Nya saat dalam kesenangan dan bersabar atas ketentuan dan takdirnya saat dalam kesusahan dan saat menghadapi bala dan musibah. Karena sesungguhnya Allah memberikan cobaan kepada kalian dengan sesuatu yang kalian sukai dan dengan sesuatu yang tidak kalian sukai, agar Dia melihat kesyukuran kalian dalam perkara-perkara yang kalian sukai dan agar Dia melihat kesabaran kalian terhadap hal-hal yang tidak kalian sukai. Kemudian, setelah itu, kepada-Nya-lah kalian kembali. Orang-orang yang bersyukur dan bersabar akan diserukan kepada mereka “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu karena apa yang selalu kamu kerjakan.”



Ayyuhal Mukminun !

Sesungguhnya di antara hal yang Allah cobakan kepada sebagian hamba-hamba-Nya adalah sakit dan penyakit dalam berbagai bentuk ragam dan macamnya. Hanya saja, di antara bentuk cobaan yang paling dahsyat dan paling besar adalah ‘sihir’. Sesungguhnya sihir itu merupakan penyakit yang besar, cobaan yang nyata, keburukan yang terbentang, merusak akal, mengacaukan pandangan dan perasaan, memisahkan antara para kekasih, merusak kehidupan saudara-saudara, sungguh benar Allah ketika berfirman tentang sihir itu,

يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ [البقرة : 102]

(dapat) memisahkan antara seorang (suami) dan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya, kecuali dengan izin Allah. (al-Baqarah : 102)

Ayyuhal Mukminun

Sesungguhnya sihir merupakan dosa besar, kejahatan yang berbahaya, Allah mengaitkannya dengan kekufuran dan kesyirikan,

وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ [البقرة : 102]

Sulaiman itu tidak kufur, tetapi setan-setan itulah yang kufur. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah fitnah (cobaan bagimu)  oleh sebab itu janganlah kufur!” (al-Baqarah : 102)

Dan Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-menempatkannya di belakang kesyirikan, seraya bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari,

«اجتنبوا الموبقات : الشِّركَ باللهِ والسِّحرَ»

Jauhilah oleh kalian hal-hal yang membinasakan : kesyirikan dan sihir, …

Ayyuhal Mukminun

Sesungguhnya di antara bentuk sihir merupakan kekufuran kepada Allah Dzat yang Maha Agung. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,

وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ [البقرة : 102]

Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Sungguh, mereka benar-benar sudah mengetahui bahwa siapa yang membeli (menggunakan sihir) itu niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Sungguh, buruk sekali perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui(-nya). (al-Baqarah : 102).

Ini balasannya di akhirat. Adapun balasannya di dunia, maka dipenggal (lehernya) dengan pedang, kepalanya dipisahkan dari badannya, diputus keburukannya, dibatalkan usahanya, dan diperingatkan dari kesesatannya.



Ayyuhal Mukminun

Sesungguhnya termasuk bentuk tindak kejahatan yang sangat besar terhadap seorang muslim adalah melakukan sihir untuknya, atau mengusahakannya, atau menjadi sebab dilakukannya hal tersebut. Sesungguhnya hal tersebut merupakan kezhaliman yang sangat besar. Tindakan aniaya yang akibatnya sangat buruk. Sungguh di antara orang yang lemah imannya terhadap Allah dan hari akhir ada orang-orang yang meminta tolong dengan melakukan sihir atau dengan mendatangi para tukang sihir untuk mewujudkan keinginannya yang rusak dan untuk mendapatkan tujuan-tujuannya yang menyimpang, meraih maksudnya yang hina. Ia pergi ke para tukang sihir agar para tukang sihir tersebut melakukan sihir terhadap fulan atau fulanah, dengan penuh kedengkian, permusuhan dan kelaliman. Sungguh ini merupakan tindakan yang akan menimbulkan kerusakan di bumi, menyakiti makhluk dan menimbulkan kemurkaan rabb semesta alam.

Ayyuhal Mukminun

Sesungguhnya mereka (para tukang sihir dan orang-orang yang meminta pertolongan kepada mereka untuk melakukan sihir untuknya atau orang-orang yang menyebakan terjadinya praktek sihir) adalah para pelaku tindak kezaliman, para pelaku tindak kejahatan, orang-orang yang membuat kerusakan di bumi. Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-telah menyatakan berlepas diri dari mereka, sebagaimana riwayat yang shahih dari beliau, bahwa beliau bersabda,

« ليس مِنَّا مَن تطيَّرَ أو تُطِيَّرَ له، أو تَكهَّنَ أو تُكُهِّن له، أو سَحَر أو سُحِر له

Tidak termasuk golongan kami orang-orang yang melakukan atau meminta tathayyur, atau meramal atau minta diramalkan, atau yang menyihir atau meminta disihirkan.

Alangkah hina dan ruginya orang yang Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-dan orang-orang beriman berlepas diri darinya.

Maka, bertakwalah kalian kepada Allah, wahai hamba-hamba Allah. Jauhilah oleh kalian kezhaliman, karena sesungguhnya kezhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari Kiamat.

Ayyuhal Mukminun

Sesungguhnya sihir merupakan hal yang membahayakan, tidak ada kemanfaatan padanya dari sisi mana pun, sebagaimana firman Allah,

وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ  [البقرة : 102]

Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka (al-Baqarah : 102)

Sebagaimana bahwa barang siapa menyihir seorang muslim atau berupaya untuk menyihirnya, niscaya ia tidak akan dapat mencapai maksudnya betapa pun ia melakukannya, karena sesungguhnya Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-menjamin pembatalan upaya orang-orang yang melakukan kerusakan, seraya berfirman,

إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ  [يونس : 81]

Sesungguhnya Allah akan membatalkan (mengalahkan)-nya. Sesungguhnya Allah tidak membiarkan perbuatan orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus : 81)

Dan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-telah berfirman,

وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى [طه : 69]

Tidak akan menang penyihir itu, dari mana pun ia datang.” (Thaha : 69)

Maka, bertakwalah kalian kepada Allah, wahai hamba-hamba Allah. Dan, tinggalkanlah dosa yang terlihat dan dosa yang tersembunyi. Jauhilah oleh kalian kebiasaan-kebiasaan orang-orang yang bakal sengsara, dan jauhilah pula oleh kalian jalan-jalan menuju kehinaan dan kenistaan.

Ayyuhal Mukminun

Sesungguhnya di antara sebab terbesar untuk menjaga diri dan melindungi diri dari bala yang jelas ini adalah banyak mengingat Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, karena sesungguhnya hati bilamana penuh dengan mengingat-Nya niscaya tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya. Karena itu-wahai hamba-hamba Allah- hafalkanlah dzikir-dzikir yang disyariatkan, wirid-wirid nabi, rukyah ilahiyah, seperti membaca ummul kitab (surat al-Fatihah), ayat kursi, penutup surat al-Baqarah, surat al-ikhlash, al-Mu’awadzatain (surat al-Falaq dan surat an-Naas) dan yang lainnya berupa doa dan dzikir (yang disyariatkan)

Termasuk penjagaan dan perlindungan diri dari bala ini adalah kejujuran bersandar dan bertawakkal kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dalam segala urusannya.

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ  [الطلاق : 3]

Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan-nya (ath-Thalaq : 3)

Maka, hanya kepada-Nya-lah hendaknya kalian bertawakkal, wahai orang-orang yang beriman agar kalian mendapatkan keberuntungan.

 

Khutbah Kedua :

 

Amma Ba’du

Ayyuhal Mukminun

Sesungguhnya yang wajib atas orang yang tertimpa ujian sihir ini atau sakit dan penyakit-penyakit  yang lainnya adalah bersabar terhadap ketentuan dan takdir Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, karena sesungguhnya sabar dan mencari pahala merupakan upaya yang akan membuahkan hasil yang sangat besar dan pahala yang banyak. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ [الزمر : 10]

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan. (az-Zumar : 10)

Maka, bersabarlah Anda, wahai hamba Allah. karena sesungguhnya sakitnya seorang mukmin dan cobaan dan ujian yang menderanya, Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menjadikannya-dengan rahmat-Nya- sebagai penebus kesalahan dan dosa-dosanya, dan sebagai kesempatan untuk bertaubat kepada-Nya. Dan, hendaklah engkau berdoa dan merendahkan diri kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, memohon kesembuhan kepada-Nya, karena sesungguhnya tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Nya.

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ  [الشعراء : 80]

Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku (asy-Syu’ara : 80)

Dan, jujurlah kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-di dalam berdoa, tampakkanlah hajat dan kebutuhanmu kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, karena sesungguhnya doa yang jujur merupakan musuh bala’, mengangkat bala’ dan menerapinya.

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ  [النمل : 62]

Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang mengabulkan (doa) orang yang berada dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, menghilangkan kesusahan (An-Naml : 62)

Tempuhlah sebab-sebab syar’i untuk mengangkat bala’ yang besar ini. Jangalah Anda sekali-kali menemui para tukang sihir dan para normal, atau mengikuti para dajjal dan orang-orang yang menyimpang. Karena sesungguhnya mereka itu akan merusak hati dan menghancurkan badan, mereka akan menjatuhkan seseorang ke dalam kemurkaan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, berfirman,

كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا [الجن : 6]

Sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari (kalangan) manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin sehingga mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat. (Al-Jin : 6)

Maka, tidak ada kebaikan pada sisi mereka. Bahkan, mereka adalah sumber munculnya keburukan dan kejelekan berbagai hal. Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-telah mewanti-wanti jangan sampai mendatangi mereka, seraya bersabda,

من أتى كاهِناً أو ساحِراً فصدَّقَه، فقد كَفَرَ بما أُنزلَ على محمَّدٍ

Barang siapa mendatangi dukun atau tukang sihir lalu ia membenarkannya, maka sungguh ia telah ingkar terhadap apa yang diturunkan kepada Muhamamad-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- (yakni, al-Qur’an)

Maka, bertakwalah Anda kepada Allah, wahai orang yang beriman. Lalu, jika seandainya Anda meninggal dunia dalam keadaan sakit, beriman dan mengesakan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, niscaya hal itu-Demi Allah- adalah lebih baik bagimu daripada engkau meninggal dunia dalam keadaan sehat, selamat, namun dalam keadaan sebagai orang yang menyekutukan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-

اللهم إنا نعوذُ بك من الشركِ كلِّه.

Ya Allah ! Sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kesyirikan seluruhnya.

 

Sumber :

As-Sihru Wa Syu’muhu, Syaikh Prof. Dr. Khalid bin Abdullah al-Mushlih-حَفِظَهُ اللهُ تَعَالى- https://www.almosleh.com/ar/27

Amar Abdullah bin Syakir

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

About Author

Continue Reading

Buletin Hisbah

Terus Bersemangat Dalam Kebaikan (Pasca Ramadhan)

Published

on

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

إن أصدق الحديث كتاب الله و أحسن الهدى هدى محمد و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار

Seorang mukmin dalam kehidupan ini, sejatinya sedang meniti sebuah jalan. Jalan yang ia tapaki punya maksud dan tujuan, yaitu mentaati Allah dan menggapai ridhanya. Oleh kerena itu, kewajiban Muslim di dunia ini adalah mewujudkan ubudiyah kepada Allah, penghambaan diri hanya kepada Allah. Ia harus mengenal rabbnya, dengan mengenal nama-namanya yang husna (yang terbaik) dan sifat-sifatnya yang maha tinggi. Dengan itu, ia bisa mewujudkan penghambaan dirinya kepadanya, dan mengikhlaskannya hanya kepadanya

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Katakankah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam (Qs. Al An’am : 162)

 

Kaum Mukminin Yang dirahmati Allah

Jalan kaum mukminin memiliki permulaan dan punya garis finis. Permulaannya adalah kehidupan ini. Ia terus meniti jalannya menuju Allah, berpindah dari satu titik ibadah menuju ibadah lainnya, sampai ajal menjemputnya.

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

Dan ibadahi lah rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) (Qs. Al Hijr : 99)

Sedangkan finish atau titik akhir dari perjalanan ruhani ini adalah Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, dan itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa.

Di Surga lah kenikmatan tiada tara bagi mereka yang meniti jalan Allah. Nikmat nan abadi, yang tak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terbetik di hati manusia. Dan bila penghuni surga telah memasuki surga, Allah pun berfirman

تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ – قَالَ – فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ

“Apakah kalian menginginkan sesuatu sebagai tambahan dariku? Mereka menjawab: Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami, bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga dan menyelamatkan kami dari neraka” Lalu disingkapkanlah tabir penutup ; sehingga tidak pernah mereka mendapatkan sesuatu yang lebih mereka sukai daripada melihat wajah Allah Rabb mereka.

 

Kaum Mukminin yang dimuliakan Allah

Perjalanan hamba ini haruslah didukung dengan tidak motor penggerak, agar seorang Mukmin bisa meniti jalan tersebut dan agar perjalanannya menjadi prima.

Tiga motor penggerak yang menghujam dalam diri seorang Mukmin adalah :

  1. Mahabbah (kecintaan kepada Allah)
  2. Ar Raja’ (pengharapan)
  3. Al Khauf (rasa takut)

Itu semua adalah motor penggerak hati.

Adapun mahabbah, kecintaan kepada Allah, maka rasa inilah yang menjadikan seorang muslim berantusias meniti jalan lurus, sehingga ia punya azam (tekad) kuat untuk terus meniti jalan menuju Allah.

Adapun raja’, yaitu mengharap rahmatnya, adalah penuntun bagi kaum Mukmin dalam perjalanan ini.

Sedangkan khauf, yaitu, takut akan siksa dan murkanya, maka itu adalah kekuatan yang melarang dan mencegah dari segala yang menjauhkannya dari jalan lurus ini.

Allah ﷻ telah menghimpun tiga hal ini dalam firmannya,

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا

Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada rabb mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmatnya dan takut akan adzabnya ; sesungguhnya adzab Rabbmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. (Qs. Al Isra : 57)

 

Kaum Mukminin yang dimuliakan Allah

Jalan menuju ridha Allah ini harus diiringi dengan amalan, tidak boleh ditinggalkan. Yaitu dengan mengamalkan segala yang fardhu dan wajib dalam Islam dan yang disunnahkan, menegakkan segala bentuk penghambaan kepada Allah semata, dengan menjauhi dosa dan yang diharamkan ; karena itu semua akan mengundang siksa.

Begitupun dalam meniti jalan ini, ada rintangan dan hambatan yang menghadang, yang semua itu bisa membelokkan dari jalan lurus. Maka kita harus berhati-hati terhadap rintangan yang menghadang tersebut. Rintangan ini secara garis besar bisa di kategorikan dalam tiga hal :

  1. Syirik, menyekutukan Allah. Seorang muslim bisa selamat dari rintangan ini dengan mengikhlaskan agama hanya untuk Allah ﷻ semata.
  2. Bid’ah. Jalan selamat dari rintangan ini adalah dengan murni ittiba’, mengikuti sunnah Rasul ﷻ.
  3. Maksiat dengan berbagai ragamnya. Dan jalan untuk berlepas darinya adalah dengan bertaubat dari dosa dan bertekad kuat untuk menjauhinya serta mawas diri agar tidak terjatuh ke dalamnya.

 

Kaum Mukminin yang dimuliakan Allah

Perlu pula diwaspadai, bahwa jalan hamba yang hendak menuju Allah akan dihadang oleh para pembegal dan penyamun. Mereka akan mengganggu perjalanan hamba menuju Allah. Maka seorang muslim harus waspada dari mereka. Pembegal jalan ini yang paling berbahaya adalah setan yang terkutuk. Semoga Allah melindungi kita darinya. Karena itu sering kali Allah ﷻ memperingatkan dari musuh bebuyutan manusia ini. Karena setan mengganggu hamba dari semua penjuru, dan ia benar benar menghalangi hamba dari jalannya, untuk membelokkannya dari agama Allah ﷻ. Nabi ﷻ bersabda

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَعَدَ لِابْنِ آدَمَ بِأَطْرُقِهِ

Sesungguhnya setan menghalangi anak Adam dari jalan jalan yang ditempuhnya (HR. An Nasai, Ibnu Hibban, Al Baihaqi)

Artinya, setan menghalangi manusia dari setiap jalan yang ia titi dalam menggapai rahmatnya. Ia akan menghalangi hamba dari jalan islam, jika tidak berhasil, ia pun menghalanginya dari jalan hijrah, dan begitu seterusnya, agar si hamba jatuh ke dalam murka Allah ﷻ. Dan bila hamba berhasil menepis gangguan setan, maka Allah ﷻ pun akan menjaminnya masuk Surga.

Begitu pula di antara penghalang jalan menuju Allah ﷻ adalah para cecunguk setan, para pembantu setan dari kalangan setan manusia dan jin. Semoga Allah ﷻ melindungi kita dari itu semua.

Dan harus kita camkan wahai saudaraku Kaum muslimin ! Bahwa jalan menuju Allahﷻtidaklah ditempuh dengan bersantai ria dan berpangku tangan. Namun harus bersegera dan berlomba menuju kebaikan, memanfaatkan waktu dan momen berharga untuk memenangkan ridha Allah ﷻ. Sehingga hidup ini pun menjadi ajang dan tangga menuju kebaikan abadi. Perlu kiranya diingat bahwa perjalanan ini mempunyai batas waktu, yakni kala maut datang menjemputnya. Dan, hamba yang bahagia adalah yang mempersiapkan diri untuk menghadapi kematiannya, dengan berbekal ketaatan dan penghambaan diri kepada Allah ﷻ.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرَ اللهَ لِي وَلَكُمْ

(lebih…)

About Author

Continue Reading

Trending