الحمد لله, والصلاة والسلام على رسول الله وآله وصحبه ومن والاه, وبعد:
Perlu kita fahami terlebih dahulu bahwa kita tidak sedang bergerak di area kosong, akan tetapi kita berada disatu ruang sosial pada umumnya, yang mana siapapun dapat mewarnai atau diwarnai.
Maka dari itu, untuk menegakkan kewajiban amar makruf nahi munkar ini, kita butuh pengetahuan lebih dalam tentang realitas yang tengah terjadi dengan segala problematikanya.
Hal ini dikarenakan jika kita memahami realita yang sedang berlangsung disekeliling kita dan menanggapinya dengan pemahaman yang baik, maka hasilnya akan sangat signifikan, masyarakat akan lebih mudah mencerna dan memahami maksudnya.
Maka dari itu, seyogyanya setiap dari kita memperluas wawasannya dengan bertanya kepada praktisi-praktisi dakwah dan amar makruf nahi munkar yang sudah berpengalaman, sehingga kita dapat memahami realitas dengan mata kebijaksanaan.
Berkata Syaikh Al Albani Rahimahullah: “Banyak Ulama menyatakan bahwa setiap orang yang mengurusi urusan ummat seperti yang membimbing dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, agar hendaknya mengetahui dan memahami keadaan atau realitas mereka;
para ulama mengatakan: “Hukum atas sesuatu cabang dari penggambarannya”. maka hal tersebut tidak akan berhasil kecuali sebelumnya telah mempelajari motif yang mendasari terjadinya suatu permasalahan tersebut.
Dan kaedah ini secara khusus adalah kaedah dalam pengambilan fatwa dan kaedah ushul fikih juga secara umum.
Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa Fikih Realitas adalah berdiri bersama ummat terhadap apa-apa yang menyangkut mereka, memperingatkan mereka dari tipu muslihat musuh agama dan bangkit bersama mereka secara nyata bukan hanya teori belaka. (1)
Jika kita telah mampu memahami keadaan umat dengan baik kemudian menimbangnya dengan timbangan syariat, maka kita akan mampu membuat skala prioritas dari permasalahan-permasalahan yang ada, sehingga tidak melalaikan suatu perkara yang lebih penting dan lebih dulu untuk dikerjakan.
Dan juga dengannya kita dapat terhindar dari perangkap musuh-musuh agama yang selalu berusaha untuk mengaburkan makna amar makruf nahi munkar dan menjelek-jelekkan para penegaknya kepada masyarakat luas.
maka fikih realitas adalah salah satu formula untuk membongkar kedok dan makar mereka, sehingga kita dapat menghindarkan umat dari mereka dan jadilah amar makruf nahi munkar tetap pada makna yang sebenarnya.
Dan untuk mendapatkan pemahaman yang benar akan fikih realitas tersebut, kita harus memperluas wawasan tentang disiplin-disiplin ilmu yang lain terlebih dahulu, seperti aspek politik, ekonomi, sosial, tatakrama, media dsb.
ini dimaksudkan agar kita dapat mengambil kesimpulan yang sesuai, bertindak tepat, memandang jauh kedepan, perencanaan yang matan, menggagalkan rencana lawan.
namun semuanya harus dibekali sebelumnya dasar yang kokoh dari pengetahuan ilmu-ilmu syar’i. Kenapa kedua sisi ini harus disandingkan? Itulah yang dinamakan hikmah, kepunyaan umat islam yang harus dicari kembali darimana pun ia.
Termasuk yang kita perhatikan juga adalah realita hukum adat atau negara dinegeri kita ini, karena dengan mengenalnya kita dapat mengoptimalkan fungsinya untuk kemaslahatan amar makruf nahi munkar.
Ya mungkin memang hukum-hukum ini didasari oleh isu kemanusiaan atau sosialitas saja, namun bisa kita alihfungsikan untuk tujuan kita, memerangi dan mengurangi kemungkaran yang ada. seperti yang dijelaskan oleh Nabi dalam satu haditsnya:
عن أَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- في حديث طويل عن النبي -صلى الله عليه وسلم- أنه قال: «… إِنَّ اللَّهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الفَاجِرِ»
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dalam suatu hadits yang panjang bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “…. Bisa jadi Allah menguatkan agama ini dengan seorang pendosa” (2)
Untuk lebih jelasnya agar kita mengerti urgensi dari fikih realitas ini, berikut perkataan Syaikh Al Albani Rahimahullah:
“Adapun (usaha) untuk mengetahui realitas yang ada bertujuan untuk mendapatkan suatu hukum syar’i maka hal tersebut adalah tugas penting yang harus diemban oleh golongan khusus dari para penuntut ilmu yang unggul. Seperti halnya ilmu dari disiplin-disiplin ilmu yang lain seperti ilmu agama, sosial, ekonomi, militer atau ilmu apa saja yang manfaatnya untuk umat islam dan dapat mengembalikan kemuliaan dan kejayaan mereka, terlebih lagi ilmu-ilmu ini terus maju seiring berkembangnya zaman.”(3)
Inilah realita yang harus betul kita mengerti dan pahami bersama, karena hal-hal tersebut sangatlah penting untuk menjadi senjata kita dalam mensukseskan tujuan kita, yaitu amar makruf nahi munkar dengan maknanya yang benar dan tepat.
وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين،،،