Apakah Engkau Takut Kepada Allah ?

Saudariku Muslimah…

Apabila engkau selesai melakukan amal shaleh maka hendaknya engkau takut terhadap empat hal :

  1. Takut tidak diterima, sebab Allah azza wajalla berfirman,

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ [المائدة : 27]

Sesungguhnya Allah hanya menerima amal dari orang-orang yang bertakwa (Qs. Al-Maidah : 27)

  1. Takut riya, sebab Allah azza wajalla berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ [البينة : 5]

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya (Qs. Al-Bayyinah : 5)

  1. Takut tidak bisa menjaga, sebab Allah azza wajalla berfirman,

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا [الأنعام : 160]

Barangsiapa membawa amal baik maka baginya pahala sepuluh kali lipatnya (Qs. Al-An’am : 160)

  1. Takut tertipu dalam ketaatan, sebab Allah azza wajalla berfirman,

وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ  [هود : 88]

Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan pertolongan Allah (Qs. Huud : 88)

Sedangkan engkau tidak mengetahui apakah engkau diberi taufik atau tidak ?

Ini adalah keadaan orang yang melakukan kebaikan yang berupa amal shaleh, lantas bagaimana menurutmu dengan orang yang menjalankan kejelekan ?

Bagaimana dugaanmu terhadap wanita yang menyia-nyiakan hak-hak rabbnya ?

Bagaimana pendapatmu tentang wanita yang melalaikan sunnah nabinya ?

Sesungguhnya seorang muslimah yang benar atau jujur selalu melihat keadaannya dan bertanya kepada dirinya sendiri, apakah saya takut kepada Allah ?

Agar engkau mengetahui apakah engkau takut kepada Allah atau tidak, maka penulis paparkan kepadamu sebagian sikap-sikap yang mengantarkanmu ke sana :

  1. Hendaknya rasa takut nampak jelas di lisanmu, maka engkau menjauhi berbohong, ghibah, namimah, dan lisanmu hendaknya senantiasa sibuk dengan dzikir kepada Allah, perkataan yang baik, membaca al-Qur’an dan mengkaji ilmu yang bermanfaat.
  2. Hendaknya rasa takut terlihat di hatimu apabila engkau telah membuang daripadanya riya, permusuhan, kebencian dan engkau mengisinya dengan ikhlash, kecintaan dan kasih sayang.
  3. Terlihat jelas dalam pandangan matamu, maka engkau tidak melihat kepada yang haram, tidak juga kepada dunia dengan mata tertipu, tapi engkau melihat kepadanya untuk mengambil pelajaran dan pengingat akan keagungan Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
  4. Terlihat jelas pada kedua kakimu, maka engkau tidak berjalan menuju suatu tempat yang engkau ketahui ada kemaksiatan di dalamnya, dan engkau pun akan terjerumus ke dalamnya.
  5. Terlihat jelas pada kedua tanganmu, maka engkau tidak mengulurkan keduanya kepada yang haram atau yang menjijikan atau menganiaya wanita-wanita lemah, akan tetapi kedua tanganmu terulur kepada ketaatan dan ridha Allah.
  6. Terlihat jelas dalam dirimu sesudah engkau melaksanakan amal shalih. Apakah engkau melaksanakannya karena Allah dan pahalaNya atau karena manusia dan pujian mereka ? Dan apakah engkau takut riya dan nifaq terhadap amal-amalmu ataukah engkau malah terkagum-kagum dengannya ?

Terakhir…

Terlihat jelas dalam penampilanmu, apakah Allah ridha terhadapmu ataukah murka ?

Walllahu a’lam

Sumber :

Tuhfatu an-Nisaa’, Abu Maryam Majdi Fathi as-Sayyid, Edisi Bahasa Indonesia, hal. 109-111

Penulis : Amar Abdullah bin Syakir

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *