Kita mempercayai bahwa Allah –subhanahu wata’ala- mempunyai sifat marah kepada manusia-manusia yang memang patut kena marah, seperti orang-orang kafir dan lainnya, sebagaimana tersebut dalam firman Allah,
وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka Neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali (Qs. Fath : 6)
Dan firman Allah :
وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar (Qs. An-Nahl : 106)
Dan kita meyakini bahwa Allah mempunyai wajah yang disifatiNya dengan keagungan dan kebesaranNya. Sebagaimana firmanNya,
وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (Qs. Ar-Rahman : 27)
Dan kita meyakini bahwa Allah –subhanahu wa ta’ala mempunyai dua tangan yang mulia lagi Agung, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an :
بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ
(Tidak demikian), tetapi kedua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki (Qs. Al-Maidah : 64)
Dan dalam ayat lain disebutkan :
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan (Qs. Az-Zumar : 67 )
Dan kita meyakini bahwa Allah-subhanahu wa ta’ala– mempunyai dua mata sebagaimana yang layak bagi Allah, firmanNya di dalam al-Qur’an,
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا
Dan buatlah bahtera itu di bawah pandangan mata Kami dan sesuai dengan wahyu Kami (Qs. Huud : 37)
Dan Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wasallam- mengatakan : “Hijab Allah itu nur (cahaya), kalau dibuka hijabNya maka terbakarlah biji mata. Sungguh tidak sampai pandangan makhluk kepada Khaliknya.”
Ahlu Sunnah wal Jamaah bersepakat, bahwa kedua mata Allah benar adanya. Dikuatkan oleh sebuah hadis Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- yang mengatakan bahwa Dajjal matanya picak(rusak sebelah), sedang Allah itu mata-Nya tidak picak.
Dan kita meyakini, bahwa Dia tidak dapat kita lihat dengan mata kita tapi Dia dapat melihat kita semua. FirmanNya,
لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Dia tidak dapat dilihat oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang ada. Dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui (Qs. Al-An’am : 103)
Dan orang yang mukmin dapat melihat Allah pada hari kemudian (Kiamat), sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an :
إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23) وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ(24)
Wajah orang-ori-seri, kepada Tuhannya mereka melihat (Qs. Al-Qiyamah : 23-24) . Wallahu a’lam
Bersambung, insya Allah
Sumber :
Dinukil dari: “ Aqidah Ahlu as-Sunnah Wal Jama’ah “, Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin-semoga Allah merahmatinya. (E.I, hal. 28-31)
Amar Abdullah bin Syakir