Bagaimana Harusnya Seorang Da’i Berakhlak Bag 1

Segala puji bagi Allah Ta’ala Yang telah berfirman didalam kitab-Nya:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?“. (QS Fussilat: 33)

Dan shalawat beriring salam atas Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang diutus untuk menyempurnakan akhlak, dan beliau memang benar-benar orang yang paling mulia akhlaknya, budi pekerti dan karakternya, Amma Ba’du:

Sesungguhnya dakwah di jalan Allah Ta’ala merupakan risalah yang agung dan kemuliaan yang besar, yang mana hanya Allah Ta’ala peruntukkan khusus bagi sebagian saja dari hamba-hamba-Nya demi mengembang kemuliaan tugas ini. Dan mereka ini tegak diatas manhaj atau metode para nabi dan rasul yang mulia ‘Alaihimusshalatu wassalaam. Dan mereka benar-benar bersungguh-sungguh dalam menyampaikan agama Allah Ta’ala ini bagi siapa saja dan dimana saja, sebagai sebuah wujud dari firman-Nya:

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik“. (QS Yusuf: 108)

Bahkan bukan hanya itu; karena dengan dakwah dijalan Allah Ta’ala lah para da’i itu membawa risalah islam yang abadi dan nilai-nilai pendidikannya yang besar ini ke bagian timur dan barat bumi, risalah yang murni demi mengeluarkan manusia dari kegelapan ke cahaya yang terang benderang, dan dengan ijin Allah Ta’ala mereka menuntun manusia ke jalan kebenaran dan jalan keselamatan didunia ini.

Maka berangkat dari keutamaan-keutamaan diatas, seharusnya seorang da’i untuk menghias dirinya dengan berbagai sifat, akhlak, dan karakter yang mencerminkan agama islam yang hanif ini, dan mendidik dengan tarbiyah islamiyyah yang banyak disebutkan didalam Al Qur’an, Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan yang dipraktekkan para sahabat Radhiyallahu ‘anhum dalam perkataan dan perbuatan mereka, sebab merekalah para da’i sejati yang berada diatas ilmu dan pemahaman; karena semua ini jika dijelaskan akan panjang lebar, maka berikut kami paparkan secara ringkas beberapa sifat dan akhlak mulia yang harus dimiliki oleh seorang da’i:

1 – Jujur Lagi Amanah

Dua sifat ini saling berkaitan dan melengkapi, yaitu hendaklah seseorang merasakan pengawasan Allah Ta’ala dalam tutur kata, perbuatan dan niatnya. Maka tidaklah ia berkata kecuali kebenaran, tidaklah mengerjakan sesuatu melainkan kebaikan, dan tidak meniatkan sesuatu kecuali niatan yang baik pula. Dan ini bermakna bahwa kedua sifat ini merupakan bagian dari setiap urusan kehidupan, maka tidaklah seorang da’i akan berhasil didalam usaha dakwahnya kecuali ia harus memiliki kedua sifat mulia tersebut.

2 – Rendah Hati Dan Tolerir

Kedua sifat ini memiliki peran yang besar dan aktif agar sosok seorang da’i dijalan Allah Ta’ala itu dapat diterima oleh audiens dakwahnya, dan mereka menerima apa yang disampaikan olehnya. Dan kedua sifat ini merupakan lawan dari sifat sombong dan merasa benar sendiri, sebagaimana terdapat bersama keduanya sifat pemaaf terhadap kesalahan orang lain. dan rendah hati juga bermakna seseorang itu meminta kepada Allah Ta’ala agar diberikan keikhlasan dan kelurusan niat, meminta kepada-Nya agar amalannya diterima, dan menjauhkan diri dari sikap riya’ dan berbangga diri yang mana keduanya dapat menghanguskan amalan.
3 – Santun dan Lemah Lembut Kepada Jamaah

Yaitu agar seorang da’i bersikap lemah lembut, mengasihi dan santun terhadap jamaah dakwahnya, bersabar dengan mereka, yang terkadang melelahkan, apalagi mereka yang baru masuk islam. Kemudian juga, menghiasi diri dengan sifat ini memiliki manfaat yang banyak dan membuahkan hasil dengan izin Allah Ta’ala, yaitu memberikan dampak dihati target dakwah, sehingga ia dekat dengan dakwah, merasakan dampaknya, dan berpera aktif dengannya.
Bersambung…

 

Muhammad Hadhrami Achmadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *