Mencari harta halal termasuk perkara penting yang akan menumbuhkan kebahagian manusia di dunia dan akhirat. Sebab, itu adalah tanggung jawab suami, yang terbaik adalah yang mencari harta dengan cara mubah, tidak bersinggungan dengan yang haram apapun keadaan dan alasannya, meskipun ia hidup dalam kondisi fakir.
Telah terbukti secara dalil dan realita bahwa mengonsumsi harta haram menjadi sebab tumbuhnya berbagai pertikaian antara suami-istri dan anak-anak. Kehidupan keluarga akan berubah menjadi Neraka. Inilah akibat dari maksiat dan menyelisihi perintah Allah ta’ala, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang diperintahkan kepada para rasul, maka Allah telah berfirman (artinya) wahai para Rasul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shaleh.” Dan Dia berfirman (artinya) “Wahai orang-orang yang beriman,makanlah dari apa-apa yang baik yang telak Kami berikan kepadamu.” Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa : Wahai Tuhan, wahai tuhan”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaiman orang seperti ini dikabulkan doanya (Shahih Muslim)
Dua ayat di atas dan dalil lainnya terdapat perintah Allah ta’ala kepada kita akan pentingnya makan makanan yang baik, yaitu yang murni halal. Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam-telah menjelaskan kepada kita bahwa memakan harta haram menjadi penghalang terkabulnya doa dan tertolaknya seluruh amal shalih. Jikapun amal tidak diterima, niscaya kehidupan seseorang dan keluarganya akan berubah menjadi petaka, wal ‘iyadzu billah.
Allah ta’ala berfirman,
فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (Qs. at-Taubat : 55)
Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
كُلُّ جَسَدٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ
Setiap jasad yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka nerakalah yang lebih pantas baginya (Shahih al-Jami’)
Hadis ini menjelaskan bahaya memakan makanan haram baik bagi diri sendiri maupun keluarga di dunia dan akhirat.
Wallahu A’lam
Sumber :
Dinukil dari “ Tis’un Wa Tis’una Fikrah li Hayah Zaujiyah Sa’idah”, karya : Dr. Musyabbab bin Fahd al-Ashimi (ei, hal. 189)
Amar Abdullah bin Syakir