Berita Nasional
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Alhamdulillah, pelaksanaan kegiatan daurah muhtasib telah usai dilaksanakan, hari senin, 1 agustus 2016 s/d 30 Agustus 2016. Kegiatan ini berjalan dengan baik dan memuaskan menurut para peserta yang mengikuti kegiatan ini.
Yang menjadi tujuan terpenting dari kegiatan ini adalah :
- Menghidupkan kembali syi’ar amar ma’ruf nahi munkar di kalangan para da’i.
- Menyiapkan dai yang trampil untuk melakukan kegiatan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar di lapangan.
- Menjalin hubungan yang baik antara yayasan hisbah dengan lembaga dakwah lainnya.
Dalam kegiatan daurah ini dikaji beberapa materi yang terkait dengan masalah amar ma’ruf nahi munkar yang disesuikan dengan para peserta dan para pemateri. Kegiatan ini meliputi kajian teori dan praktek dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Di mana para peserta mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya dengan cara terjun langsung ke tempat-tempat yang tersebar di dalamnya kemungkaran-kemungkaran, mereka beramar ma’fur nahi munkar dengan memberikan nasehat secara langsung dan membagikan brosur dakwah kepada masyarakat. Hal ini dilakukan sebanyak 6 kali. Adapun tempat-tempat yang dikunjungi adalah sebagai berikut :
- Ampera, tempat ini adalah tempat di mana para pemuda dan pemudi berkumpul, di mana mereka menyia-nyiakan shalat dan melakukan tindakan berupa menjalin hubungan-hubungan yang haram.
- Jungle, sebuah tempat didaerah perkotaan sebagai tempat berkumpulnya para pemuda dan pemudi, khususnya pada malam minggu, di mana mereka menyia-nyiakan shalat dan melakukan tindakan berupa menjalin hubungan-hubungan yang haram.
- Beberapa Warnet (Warung Internet), dalam kegiatan ini alhamdulillah sebanyak 10 warnet telah berhasil dikunjungi, di tempat tersebut dibagikan kepada para pengunjungnya brosur dakwah dan juga disampaikan kepada mereka nasehat secara langsung.
- Angkutan umum,
Dalam kegiatan daurah ini, disamping dikaji masalah yang terkait dengan amar ma’ruf nahi munkar juga ditambahkan materi yang lainnya yang dibutuhkan oleh para peserta, seperti yang terkait dengan masalah “manhaj”, “gerakan syi’ah di indonesia dan bagaimana cara memanfaatkan teknologi jejaring sosial sebagai sarana berdakwah dan beramar ma’ruf nahi munkar dibarengi dengan praktek. Ada juga materi tentang ketrampilan berbicara dan menyampaikan khutbah jum’at. Dan semua peserta telah mempraktekkan langsung khutbah jum’at. Juga dibahas tentang cara beramar ma’ruf melalui majalah dan mass media. Alhamdulillah.
Dalam kegiatan ini diisi oleh beberapa syaikh, ustadz dan tamu undangan. Di antara syaikh yang ikut serta mengisi materi dalam kegiatan ini adalah syaikh Dr. Abdullah al-Wathban, musyrif markaz al-Muhtasib Lil Istisyaaraat di Kerajaan Arab Saudi. Beliau merasa gembira dengan kegiatan ini, dan mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan ikut andil dalam mensukseskan kegiatan daurah ini.
Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang dai, yang kesemuanya merupakan alumni Ma’had Badr al-Islami. Mereka semua akan dibagi ke beberapa markaz dibawah binaan Yayasan Hisbah, bogor dan di yayasan al-Hisbah sendiri untuk melakukan kerja dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, dengan izin Allah ta’ala.
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,
Akhlak
Bagaimanakah Toleransi Antar Umat Beragama Itu?
Bagaimanakah Toleransi Antar Umat Beragama Itu?
Sebagian orang menyangka bahwa makna toleransi kepada pemeluk dan perayaan agama lain adalah dengan mengatakan selamat bahkan mengikuti prosesi perayaan agama mereka.
Ini keliru dalam memahami makna toleransi dalam Islam.
Dan bahkan fatalnya lagi, mereka menuduh kaum muslimin yang tidak mengucapkan selamat hari raya agama lain adalah intoleran, bahkan dicap radikal.
Padahal, Allah Ta’ala telah berfirman:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
Katakanlah, “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah men]adi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku.” (QS Al Kafirun)
Ya, bagimu agamamu, bagiku agamaku.
Kamu silahkan menjalankan agamamu, dan aku menjalankan agamaku.
Jadi, makna toleransi bagi Islam adalah memberikan hak menjalankan agama dan tidak mengganggunya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan”. (QS Al An’am: 108)
Inilah makna toleransi, maka mengikuti prosesi perayaan, mengucapkan selamat, memakai atribut apalagi sampai membenarkan agama lain, itu telah keluar dari batas. karena sama saja beranggapan bahwa terdapat nilai kebenaran pada agama lain itu,
padahal Allah Ta’ala berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu…” (QS Al Maidah: 3)
Maka merekalah yang intoleran, ketika memaksa pegawai muslim memakai atribut perayaan agama lain, ketika menuduh umat Islam yang tidak mengucapkan selamat adalah radikal.
Dan justru mereka sedang berada pada krisis aqidah, ketika mereka tidak lagi percaya dengan kebenaran yang dimiliki Islam, bahwa Islam adalah agama penutup, sehingga agama sebelumnya sudah tidak benar, karena tidak berlaku lagi.
Jadi, Umat Islam sudah final membahas dan mempraktekkan toleransi di negeri ini, sepanjang tahun kita sudah hidup rukun berdampingan. Dan itu sudah cukup.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah-Nya.
baru
Pasangan Gay Digerebek di Sebuah Kontrakan di Kuta Alam, Mengaku Sudah Berhubungan Badan
Dilansir dari aceh.tribunnews.com
Penggerebekan tersebut didasari kecurigaan pemilik kontrakan terhadap MU yang dicurigai seorang pria gay atau penyuka sesama jenis.
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
Heboh! Pemilik kontrakan dibantu warga salah satu gampong di Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, menggerebek kos yang selama ini ditempati pria berinisial MU (26).
Penggrebekan kamar kos yang ditempati pria asal Aceh Barat ini berlangsung pada Kamis (12/11/2020) malam,
Penggerebekan tersebut didasari kecurigaan pemilik kontrakan terhadap MU yang dicurigai seorang pria gay atau penyuka sesama jenis.
Ternyata kecurigaan itu benar.
Pada saat penggerebekan pasangan pria berinisial MU (26) dan pasangannya TA (34) pria asal Kota Banda Aceh itu, kedua kaum sodom atau sisa-sisa dari kaum Nabi Luth itu baru saja selesai melakukan hubungan badan.
Kedua pelanggar yang menyukai sesama jenis ini pun langsung digelandang ke Kantor Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Jumat (13/11/2020) dini hari, sekitar pukul 00.35 WIB.
Plt Kasatpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Heru Triwijanarko, SSTP, MSi, mengatakan kecurigaan itu telah lama mendera pemilik kost.
Pasalnya, MU yang sudah menempati kontrakannya kurang lebih sebulan lalu, terlihat sering mengajak teman laki-lakinya yang terlihat asing secara bergantian.
Kecurigaan pemilik kontrakan semakin kuat saat melihat bawaan MU yang cenderung lemah gemulai dan kemayu.
Atas dasar kecurigaan itu akhirnya pemilik kost yang dirahasiakan identitasnya itu menyampaikan perihal tersebut ke perangkat warga setempat.
Mendapat laporan tersebut, akhirnya sekitar pukul 23.30 WIB, penggerebekan pun dilakukan.
“Pemilik kontrakan dan warga semakin curiga, pada saat pintu kost itu cukup lama dibuka setelah digedor-gedor oleh warga.
Iya, kurang lebih sekitar lima menit kemudian baru dibuka, dalam kondisi keduanya setengah telanjang,” kata Heru, didampingi Kabid Penegakan Syariat Islam Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Safriadi SSos I.
Pintu kamar kost itu dibuka pria MU setelah merasa terdesak akibat terus dipaksa oleh pemilik kontrakan dan warga untuk segera membukanya, pungkas Heru.
Kabid Penegakan Syariat Islam Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Safriadi SSos I, menambahkan setelah diserahkan oleh warga, petugas langsung memeriksa dan meminta keterangan pria MU dan TA secara intensif, di samping keterangan dari saksi warga.
Dari keterangan kedua pelanggar yang mengaku sudah melakukan hubungan badan sesama jenis itu pun akhirnya langsung ditahan pada dini hari itu.
“Pada Jumat tadi, kedua pria itu pun dibawa ke salah satu rumah sakit untuk divisum dan memperkuat kasus persetubuhan sesama jenis itu terjadi,” terang Kabid Penegakan Syariat Islam, Safriadi SSos I.
Didampingi Kasi Penyelidikan dan Penyidikan, Zakwan SHI, Safriadi mengatakan kedua pelanggar syariat Islam ini melanggar Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat Pasal 63 Ayat 1 tentang Liwath.
Ancaman Hukuman Uqubat Cambuk paling banyak 100 kali atau denda paling banyak 1.000 gram emas murni “Atau penjara paling lama 8 tahun 3 bulan,” tandas Zakwan.
Terhadap pasangan gay tersebut mulai pukul 00.00 WIB, Sabtu (14/11/2020) dini hari akan dibawa ke Satpol PP dan WH Provinsi Aceh dan akan ditahan di sana selama 20 hari.
Dalam waktu 20 hari kedua gay itu ditahan, ungkap Heru, penyidik Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, mempersiapkan pemberkasan untuk dilimpahkan ke kejaksaan.
“Bila dalam waktu 20 hari masih kurang, maka penahanan untuk pasangan gay tersebut masih dapat ditambah 30 hari ke depan,” tambah Kabid Penegakan Syariat Islam, Safriadi SSos I. (*)
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Youtube HisbahTv,
Follow Instagram Kami Hisbahnet dan alhisbahbogor
baru
Pesta Seks di Puncak Digerebek, Enam Pasangan Diamankan
dilansir dari www.radarbogor.id Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Pra Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), seolah tak berpengaruh di Kawasan Puncak. Bahkan, di tengah pandemi Covid-19 masih ditemukan aktivitas pesta seks.
Hal itu, terbukti dari digerebeknya enam pasangan bukan suami istri dalam kamar di sejumlah penginapan, akhir pekan kemarin.
Saat diperiksa petugas, mereka berkelit dengan berbagai alasan, Namun, setelah diperiksa identitas masing-masing ternyata berbeda dan akhirnya mengakui semua perbuatannya.
Kapolsek Ciawi, Kompol Sahroni Kuswandi menjelaskan, total ada 12 orang dari penginapan yang kerap dijadikan tempat prostitusi.
Ia menegaskan, operasi akan terus ditingkatkan ke sejumlah lokasi yang diduga menjadi lokalisasi di kawasan puncak.
Dia menambahkan, salah satu lokasi yang menjadi sasaran sepanjang Jalan HM Toha karena kerap dijadikan tempat mangkal penjaja seks. “Prostitusi masih menjadi penyakit masyarakat yang harus terus diberantas,” ungkapnya. (reg/c)
-
Akhlak4 tahun ago
Pencuri dan Hukumannya di Dunia serta Azabnya di Akhirat
-
Khutbah8 tahun ago
Waspadailah Sarana yang Mendekatkan pada Zina
-
Fatwa9 tahun ago
Serial Soal Jawab Seputar Tauhid (1)
-
Nasihat8 tahun ago
“Setiap Daging yang Tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih berhak baginya.”
-
Fiqih Hisbah8 tahun ago
Diantara Do’a Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam
-
safinatun najah6 tahun ago
Manfaat Amar Maruf Nahi Munkar
-
Tarikh9 tahun ago
Kisah Tawakal dan Keberanian Abdullah bin Mas’ud
-
Akhlak7 tahun ago
Riya & Sum’ah: Pamer Ibadah