Diantara Do’a Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ

Jadikanlah Aku dan Anak Cucuku

Orang yang Tetap Mendirikan Shalat

 

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (Qs. Ibrahim : 40-41) Ini adalah bagian dari doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang Allah sebutkan di dalam al-Qur’an.

Di dalamnya Ibrahim berdoa agar diri dan anaknya termasuk orang yang mendirikan shalat, dan agar doa yang dipanjatkannya diijabahi Allah ta’ala.

Faedah :

Banyak  faedah dari doa yang singkat ini, di antarang

  1. Disyariatkannya berdoa dengan doa ini, sebagai bentuk peneladanan terhadap Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam, yang berdoa dengan doa ini. Karena kita diperintahkan untuk meneladani Nabi Ibrahim,

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan (Qs. An-Nahl : 123).

  1. Doa ini merupakan bagian dari perkara yang menunjukkan kehanifan Ibrahim ‘alaihissalam, seorang yang lurus dalam keyakinan dan memegang prinsip mengesakan Allah tidak menyekutukanNya dalam kehidupan. Dia menggantungkan harapan kepada Allah azza wajalla semata.
  2. Doa ini juga menunjukkan sebah adam yang hendaknya dilakukan oleh orang yang berdoa, yaitu : hendaknya –dalam berdoa- dimulai dengan berdoa untuk diri sendiri, baru untuk orang lain. Ibrahim memulai berdoa untuk dirinya baru untuk anak cucunya. Dan, cara inilah yang kemudian diteladani Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasllam. Sahabat Ubai bin Ka’ab meriwayatkan bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam bila menyebut seseorang untuk mendoakan kebaiakn baginya, beliau memulai dengan berdoa kebaiakn untuk dirinya sendiri (HR. At-Tirmidzi)
  3. Doa ini juga menunjukkan pentingnya mendirikan shalat (yaitu, selalu mengerjakannya, mengerjakanya pada waktunya, dan melakukannya secara sempurna (dengan melakukan rukun-rukunnya, wajib-wajibnya dan sunnah-sunnahnya).
  4. Doa ini juga menunjukkan wajibnya orang tua untuk memperhatikan anaknya dalam perkara agamanya, seperti shalat dan lainnya, yaitu, dengan menyuruhnya dan mendoakannya.
  5. Pentingnya doa untuk kebaikan keturunan, baik dalam urusan duniawi apalagi urusan kebaikan ukhrowi. Karena doa merupakan upaya agar seorang anak terlindungi dari upaya setan yang akan selalu berusaha memalingkan anak keturuann adam dari jalanNya yang lurus. Sebagaimana Allah menghabarkan akan selalu adanya upaya itu dalam firmanNya dalam hadis Qudsi,

وَإِنِّى خَلَقْتُ عِبَادِى حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِى مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا

Dan sesungguhnya aku telah menciptakan hamaba-hambaku semuanya dalam keadaan lurus dan bahwa sesungguhnya setan akan mendatanginya untuk memalingkan mereka dari agamanya, ia mengharamkan atas mereka perkar yang Aku halalkan bagi mereka. Dan setan akan memerintahkan mereka untuk menyekutukanKu dengan sesuatu yang Aku sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu…(HR. Muslim)

  1. Hendaknya seorang hamba tidak patah harapan, hendaknya selalu menggantungkan harapan kepada Allah Dzat yang mengatur segala sesuatu.
  2. Wajibnya seorang hamba berharap agar doanya diijabahi oleh Allah. Dan, merasa optimis bahwa doanya diijabah Allah dan bahwa ibadahnya diterimaNya. Serta melakukannya secara sungguh-sungguh. Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اُدْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لَا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai, dan lengah (dengan doanya).” (HR. Tirmidzi)

Wallahu a’lam

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

Amar Abdullah bin Syakir
Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *