الحمد لله حمداً يليق بجلال وجهه وعظيم سلطانه، والصلاة والسلام على المبعوث رحمة للعالمين وعلى آله و صحبه
Jika kita cermati bersama tentang persatuan kaum muslimin, maka kan kita dapati dalil-dalil yang menyeru kepadanya sangatlah banyak, yang mana itu menunjukkan urgensi dari persatuan tersebut. Berikut dalil-dalil tentang itu:
Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Qs Ali Imran 103)
وقال عز وجل: هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ (62) وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan orang-orang mukmin, dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Al Anfal 62-63)
وقال: إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash Shaff 4)
Dan sabda Nabi Shalallahu alaihi wasallam:
“لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا. الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ”.
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya dan kehormatannya “ (Riwayat Muslim).
“.وقال صلى الله عليه وسلم: “إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا، وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
“Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya.” (HR Bukhari Muslim)
وقال صلى الله عليه وسلم: مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Rasulullah bersabda: “orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (H.R. Muslim)
Dari dalil-dalil atas dapat kita simpulkan bahwa persatuan, saling mencintai dan menghormati adalah suatu hal yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-nya. Dan jika yang terjadi adalah sebaliknya maka hal itu adalah misi Iblis, seperti yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya berikut:
قال تعالى: إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ
Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu” (Al Maidah 91)
وقال: وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
“Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (Al Isra’ 53)
وفي الحديث الذي رواه الإمام مسلم رحمه الله، يقول النبي صلى الله عليه وسلم: إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ
“Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah (kaum muslimin) yang sholat di Jazirah Arab, akan tetapi dia belum putus asa untuk memecah belah di antara mereka.” [HR. Muslim]
Namun bukan berarti Iblis berhenti setelah ia berputus asa dari mengajak mukminin kepada peribadatan berhala, akan tetapi ia menempuh jalan lain yaitu dengan mengadu domba antara kaum muslimin, menebar permusuhan dan kebencian diantara mereka, hingga mereka saling membunuh antara satu dengan yang lain.
Berkata Al Mubarakfury tentang makna agenda Iblis ini: “Akan tetapi iblis tidaklah berputus asa dari memecah belah kaum muslimin dan mendorong mereka ke jurang fitnah, justru ia sangat berambisi dengan itu”.
Dengan penjelasan diatas jelaslah bagi kita bahwa perpecahan yang ada diantara kita sekarang ini asalnya adalah propaganda Iblis laknatullah ‘alaihi.
Dan salah satu yang sangat kita sesalkan adalah fakta bahwa mayoritas kaum muslimin tidak mengerti dengan permainan musuh mereka, hingga mereka tanpa sadar menjadi pion-pion yang digerakkan untuk menebar kebencian dan permusuhan diantara mereka sendiri, dengan menyebarkan info-info yang masih simpang siur, membenturkan antar perkataan tanpa tabayyun ( kroscek) terlebih dahulu pada pihak yang bersangkutan. dan yang yang lebih parahnya lagi, sebagian dari mereka memang melakukannya dengan sadar dan sengaja.
Termasuk salah satu kewajiban seorang muslim adalah bertakwa kepada Allah dalam setiap gerak-geriknya, untuk itu seharusnya ia berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan pesan-pesan Rabb-Nya yaitu bersatu dan menjaga persatuan tersebut, bukan malah menghalangi jalan menuju persatuan tersebut atau malah mengoyaknya, yang mana berarti dirinya telah menjalankan misi sang musuh.
Untuk kami menasehati segenap kaum muslimin dengan beberapa point penting berikut:
1. Senantiasa menghadirkan rasa selalu diawasi oleh Allah Ta’ala baik dikala sendiri maupun di kala ramai. Dengannya ia menjaga lisannya dari membicarakan hal-hal yang berpotensi menimbulkan kericuhan diantara kaum muslimin.
2. Jangan ikut-ikutan nimbrung dengan oknum-oknum penyebar fitnah tersebut. Dalam konteks kekinian memfollow akun-akun mereka, akan tetapi sebaliknya, jika perlu di report hingga akun tersebut ditutup oleh pihak penyedia layanan.
3. Biasakan kroscek terlebih dahulu terhadap kabar apapun yang tersebar, kemudian penting juga untuk digarisbawahi, apakah kabar tersebut penting dan perlu untuk disebarkan?
4. Bacalah tentang cara-cara dan propaganda musuh dalam menjalankan misinya, karena dengan mengetahui tentang jati diri musuh, maka kita akan mudah membaca setiap pergerakan mereka hingga mudah untuk dipatahkan.
5. Budayakan sikap terbuka dan lapang dada hingga tidak membalas setiap keburukan dengan keburukan juga.
6. Bacalah sirah Nabi Shalallahu alaihi wasallam dan teladani bagaimana beliau menyikapi hal-hal semacam ini di zamannya, begitu juga teladan dari para alim ulama kita yang soleh.
Semoga artikel singkat ini bermanfaat.
Diterjemahkan secara bebas dari artikel berbahasa arab yang berjudul” At Tahrisy bainal Mukminin”, link makalah:
www.almohtasb.com
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,