Jangan Lupa Mengintrospeksi Diri !

Sesungguhnya hal pertama yang harus diperhatikan oleh setiap orang adalah dirinya sendiri, apakah ia sudah mengamalkan perintah dan larangan-Nya sebelum hal itu diserukannya kepada orang lain.

[يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ} [المائدة ١٠٥}

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

 

Berkata Ibnu Jarir Ath Thabari dalam tafsirnya: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu” maksudnya adalah dengan memperbaiki dirimu, kerjakan apa saja yang dapat menyelamatkanmu dari hukuman Allah, dan dekatilah apa-apa yang bisa mendekatkanmu dengan Rabbmu. “tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk” maksudnya adalah orang-orang yang kafir dan sesat itu tidak akan dapat mencelakakanmu selama kalian beriman dan mengambil petunjuk Rabb kalian, kalian mentaati-Nya di setiap apa yang di perintahkan dan di larang-Nya, mengharamkan apa yang di haramkan dan menghalalkan apa yang di halalkan-Nya.

Namun ayat ini sedikit samar bagi sebagian orang, hingga Umar bin Khattab memberitahukan maksudnya, beliau berkata: aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

{إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ، أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ مِنْهُ}

“Sesungguhnya manusia jika melihat pelaku zhalim namun tidak mengambil tindakan atasnya, ditakutkan Allah akan meratakan azab atas mereka seluruhnya”.

Jadi menurut tafsiran yang diberikan hadits ini terhadap ayat diatas adalah orang-orang kafir dan sesat itu tidak akan mencelakakanmu selama kau menegakkan amar makruf nahi mungkar terhadap mereka sehingga mereka tidak berani berbuat macam-macam dan azab Allah pun tidak akan diturunkan.

Hal yang senada juga terdapat pada tafsir ayat-Nya:

{وَلا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ}

“dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri). QS. Al Qiyamah 2

Berkata Mujahid tentang makna jiwa yang menyesali tersebut:

“ia adalah jiwa yang mencela dirinya sendiri dan menyesal atas apa-apa yang telah terjadi, ia mencela dirinya sendiri atas keburukan yang ia telah lakukan kenapa harus ia lakukan? dan kenapa tidak memperbanyak amal kebaikan?

Dan firman-Nya:

 {أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ}

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” Al Baqarah 44

 

Berkata Syaikh As Sa’di Rahimahullah:

“Mereka menyeru manusia kepada ketaatan dan ketaqwaan namun mereka sendiri menyelisihinya”

Dengan paparan di atas terlihatlah bahwa mengintropeksi diri dan menjaganya agar istiqamah adalah suatu amalan yang tidak ada yang dapat menggapainya kecuali hati yang hidup bukan yang mati, dikarenakan hal ini menuntut seorang muslim agar selalu mengingatkan dirinya akan Allah Ta’ala.

Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menaklukkan diri ini agar selalu tunduk dengan ketentuan-Nya.

 

Muhammad Hadhrami Bin Ibrahim

Sumber:

almohtasb.com
Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *