Kaum Liberal adalah kaum yang paling mengaku membawa akal dan logika dalam setiap argumentasi, namun nyatanya, mereka adalah kaum yang paling tidak konsisten dengan argumentasi mereka sendiri. Mereka setengah mati mendewakan akal jika dalil mereka anggap merugikan diri mereka, namun disaat yang lain, mereka merasa paling alim dengan membawakan dalil jika hal itu dapat menguntungkan mereka. Bagaimana bisa? Lihat contoh kasus yang baru-baru ini terjadi, seorang wanita yang ngamuk-ngamuk masuk ke dalam suatu masjid dengan memakai sendal dan membawa masuk anjing peliharaannya, yang mana hal tersebut sontak memancing reaksi spontan dari penjaga masjid dan jamaah yang ada untuk merespon hal tersebut, karena semua warga Indonesia tahu, meskipun non muslim sekalipun, bahwa masjid bagi kaum muslimin adalah tempat suci, maka tidak boleh ada benda najis yang masuk.
Selanjutnya, pada video yang viral tersebut terlihat keadaan yang rusuh, sehingga tindakan yang tidak enak dipandangpun terjadi, yaitu seorang lelaki penjaga masjid harus menghalau si wanita dengan sedikit keras dan kemudian anjing yang dikejar hingga lepas, dan hal ini yang sontak memancing reaksi kaum Liberal, padahal perlakuan tersebut adalah reaksi dari aksi si wanita yang tidak tau malu dan tatakrama masuk ke tempat ibadah umat agama lain.
Ketika umat muslim geram dengan perilaku wanita tersebut, ada saja orang-orang dari kalangan Liberal uang yang berusaha untuk memaklumi tindakan tercela tersebut, mereka dengan lugunya sok berlagak membawakan dalil dari hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang menceritakan kisah seorang Arab Badui yang kencing di Masjid, berikut teks haditsnya:
55/6025- عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا بَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَقَامُوا إِلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « لَا تُزْرِمُوهُ »، ثُمَّ دَعَا بِدَلْوٍ مِنْ مَاءٍ فَصُبَّ عَلَيْهِ
Dari Anas bin Malik radhiyallohu anhu bahwa seorang Arab Badui kencing di masjid, lalu para sahabat bangkit (untuk mencegah dan melarangnya), maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Biarkanlah, jangan kalian memutuskan (kencingnya)”. Kemudian beliau meminta diambilkan air satu timba lalu dituangkan di atas kencing tersebut.” ( HR Bukhari dan Muslim)
Hadits diatas adalah hadits sahih dan banyak faedahnya, namun pointnya mengapa kita katakan kaum Liberal salah ketika membawakan hadits ini adalah menunjukkan mereka tidak konsisten dengan konsep akal mereka dan merupakan sebuah analogi yang salah, mengapa? Berikut:
1. Arab Badui dalam hadits tersebut adalah seorang muslim, sedangkan kasus pembawa anjing adalah non muslim.
2. Kenajisan air seni tidak setara dan jauh dari level kenajisan anjing yang harus dicuci tujuh kali dengan tanah.
3. Arab Badui tersebut kencing di dalam masjid karena ketidaktahuannya, dan Islam memaklumi kondisi kebodohan. Sedangkan wanita pembawa anjing tersebut jelas mengetahui bahwa masjid adalah tempat suci bagi bagi umat Islam dan anjing adalah binatang pembawa najis, mengapa kita pastikan bahwa si wanita tersebut mengetahui dan tidak alpa akan hal itu? Karena ia adalah warga negara Indonesia yang didalamnya hidup beragam agama dan sudah kenal antar satu sama lain sejak lama.
4. Kondisi Masjid di zaman Nabi tidak bisa disamakan hukumnya dengan kondisi masjid sekarang, karena pada zaman itu masjid hanya berlantaikan tanah pasir, sehingga air seni yang najis saat mudah hilang terserap pasir ketika disiramkan air, sedangkan masjid sekarang menggunakan karpet yang tebal dan panjang, sehingga membersihkannya apalagi tujuh kali dan menggunakan tanah sangatlah menyusahkan.
Dari empat penjelasan diatas, dapat kita simpulkan kekeliruan klaim kaum liberal yang membawakan dalil untuk memaklumi tindakan wanita tersebut, yaitu cacat logika yang disebut analogi yang tidak nyambung alias tidak apple to apple, atau istilah Ushul Fiqhnya adalah Qiyas Ma’al Faariq.
Jadi masihkah percaya dengan cara beragama kaum Liberal? Mengklaim pembawa akal dan logika namun tidak konsisten dengannya.
Maka cukuplah kita katakan bahwa salah satu sifat kaum munafikin adalah sungkan dan lembut dengan non muslim, namun keras dan kasar kepada sesama muslim, padahal nyata-nyata Allah Ta’ala berfirman:
(مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ)
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir”. (QS Al Fath: 29)
Semoga Allah Ta’ala menuntun kita semua ke jalan dan metode beragam yang benar, dapat menempatkan kebenaran pada waktu yang tepat, sehingga bijak pada saat yang tepat dan tegas pada saat yang dibutuhkan.
Ustadz : Muhammad Hadromi LC.
Yuk Belanja Di Hisbah Store
🛒 http://www.store.hisbah.net 🌍
1 Komentar