Kewajiban Amar ma’ruf nahi mungkar bersifat umum tanpa ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan, Allah SWT berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali-Imran: 104).
Dengan demikian maka seorang muslimah bisa ikut andil menjaga agama ini dengan melaksanakan amar makruf nahi mungkar di bidangnya. Karena walau wanita dan laki-laki muslim sama-sama memiliki kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar tapi medannya berbeda. Dalam artikel ini kami akan memaparkan beberapa medan bagi saudari-saudari kita untuk ikut andil melaksanakan syiar agama ini ‘amar makruf nahi mungkar.
Pertama, di dalam rumah.
Rumah adalah tempat termudah bagi wanita muslimah untuk ikut berdakwah, mengajak, dan mengingatkan sanak keluarga kepada kebaikan yang menjadikan Allah ridha dan mengingatkan mereka dari perbuatan-perbuatan tercela yang membuat Allah murka. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6).
Sedang prakteknya bisa misalnya dengan mengingatkan anak atau suami ke mesjid jika adzan sudah dikumandangkan, atau mengingatkan jika ketika makan ada yang tidak membaca bismillah atau makan dengan tangan kiri, atau mengajarkan jika ada keluarga yang pakaiannya tidak sesuai dengan syariat khususnya perempuan dan sebagainya.
Dakwah dirumah kepada anak, suami, orang tua, dan sanak saudara lainnya merupakan suatu amalan yang sangat mulia karena dakwah tak selalu dihadapan khalayak, melainkan bisa dimulai dari orang-orang terdekat dahulu. Allah SWT berfirman:
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (QS. Asy-Syu’ara: 214).
Kedua, ditempat perkumpulan
Momen berkumpul dengan keluarga atau teman-teman adalah momen yang menyenangkan. Tak ada salahnya berkumpul selama baik dan tidak melanggar syariat. Namun terkadang ketika berkumpul terdapat kemungkaran yang dilakukan baik disadari atau tidak, mungkin sebagian orang tak merasa jika telah melakukan atau mengatakan sesuatu yang mungkar dalam suatu perkumpulan.
Mungkin Ketika asyik bersama, lidahlah anggota tubuh yang paling aktif dibanding lainnya, dan tak jarang pembicaraan mengarah kepada kejelakan orang lain yang tidak hadir disitu, disadari atau tidak ini termasuk ghibah atau menggunjing yang dilarang. (Baca: Jangan Makan Daging Saudaramu! (Bagian 1), Jangan Makan Daging Saudaramu! (Bagian 2), Jangan Makan Daging Saudaramu! (Bagian 3)) Allah SWT berfirman:
وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“…Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12).
Ini adalah salah satu medan dakwah bagi seorang muslimah untuk memberi tahu dan mengingatkan baik secara langsung atau tidak langsung tapi dapat dipahami selama tidak mempermalukan yang bersalah dihadapan umum, karena itu akan menimbulkan penolakan dan kebencian dari sisi orang yang dinasehati.
Salah seorang ulama berkata:
من نصح أخاه سرا فقد نصحه وزانه، ومن نصح أخاه علانية فقد فضحه وشانه
“Barangsiapa yang menasehati saudaranya secara rahasia maka ia telah menasehatinya dan menghiasnya (dengan kebaikan), dan barangsiapa yang menasehati saudaranya terang-terangan maka ia telah mempermalukan dan menjelekkannya.”
Sedangkan bagaimana seni menasehati, maka kembali kepada muslimah itu sendiri, sebaiknya ia memilih cara yang terbaik dan terhalus agar mudah diterima jika ia mampu, dan jika ia tidak mampu maka dengan membenci perbuatan tersebut dengan hati.
Dua medan ini adalah medan termudah dan yang paling sering dilalui oleh wanita muslimah dalam kehidupannya, sehingga peluang untuk ikut andil disana juga besar.
Marilah kita jadikan hadits Nabi SAW berikut sebagai motivasi untuk selalu berdakwah, Rasulullah SAW bersabda:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah petunjuk maka baginya pahala seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka sedikitpun dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya dosa seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim)
Wallahu a’lam bisshowab
Penyusun: Arinal Haq
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,