Mengeluh kepada orang lain menjadi cara sebagian suami atau istri untuk meringankan beban di dada. Bisa jadi Anda temukan ia mencari orang lain kemudian ia torehkan seluruh masalahnya untuk meminta solusi. Rata-rata itu hanya sebatas menghibur diri dan melegakan hati, tidak sampai menjadi solusi.
Suami atau istri yang cerdas akan menghindari cara mengeluh kepada orang lain semampu mungkin. Orang yang mendengar keluhan belum tentu mengerti kondisi dan watak pasangan suami istri. Bahkan kadang kala nasihatnya tidak tepat, justru melahirkan masalah yang lebih besar dalam intern keluarga. Namun hal ini tidak menghalangi ia untuk mencari solusi dari para ahli nan bijak, dengan syarat ia tidak mengeluhkan atau menjelekkan citra pasangannya. Inilah ucapan Nabi Ya’qub –‘alaihissalam- saat kehilangan dua anaknya :
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” (Qs. Yusuf : 86)
Allah mengabadikan seorang sahabiyah di dalam al-Qur’an, kerena ia mengeluh masalah hanya kepada Allah semata :
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ…
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah… (Qs.Mujadilah : 1)
Mengeluh adalah tabiat manusia, Anda tidak akan mendapati seorang pun di dunia melainkan pasti mengeluhkan kondisinya. Namun, orang yang berakal adalah yang ridha dengan apa yang telah Allah ta’ala tentukan, kemudian mengerjakan berbagai cara yang mungkin dilakukan untuk mengurai masalahnya, baik sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Jika masalahnya belum terselesaikan, maka ia bersabar dan menahan diri, supaya memperoleh pahala dari Allah ta’ala. Hukaim berkata, “Tidaklah engkau mengeluh kepada makhluk melainkan akan membuat sedih temanmu dan menggembirakan musuhmu.”
Seorang penyair berkata :
Jika engkau tertimpa musibah bersabarlah karenanya
Dengan kesabaran mulia, karena Allah lebih tahu tentang mu
Jika engkau mengeluh kepada anak Adam, maka engkau hanyalah
Mengeluh kepada seorang penyayang yang tak mampu menyayangi
Wallahu A’lam
Sumber :
Dinukil dari “ Tis’un Wa Tis’una Fikrah li Hayah Zaujiyah Sa’idah”, karya : Dr. Musyabbab bin Fahd al-Ashimi (ei, hal. 229)
Amar Abdullah bin Syakir