Soal :
Seorang bertanya kepada Syaikh Shalih Fauzan-حَفِظَهُ اللهُ-,
Saya tidak shalat, padahal saya memiliki tekad untuk melakukannya. Namun setiap kali hendak melakukan shalat, saya merasakan beban yang teramat berat, seakan gunung dan merasa itu hal yang paling sulit. Apa yang harus saya lakukan ? saya sadar dan merasa berdosa juga gelisah kerena meninggalkan shalat.
Beliau-حَفِظَهُ اللهُ-menjawab :
Apa yang saudara rasakan itu berasal dari setan. Maka saudara wajib melawannya dengan menyambut seruan Allah-عَزَّ وَجَلَّ-, memiliki tekad yang benar dan memiliki keinginan kuat untuk menunaikan shalat. Semoga Allah-عَزَّ وَجَلَّ-membantu saudara dalam melawan bisikan setan tersebut.
Disebutkan dalam hadis shahih :
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- bersabda, “Setan mengikatkan tiga ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kalian ketika dia sedang tidur. Pada tiap ikatannya, setan membisikan, ‘Malam masih lama, maka lanjutkanlah tidurmu!’ Jika orang itu bangun lalu berdzikir kepada Allah (membaca doa), maka terlepaslah satu ikatan. Jika (setelah bangun) dia berdoa, maka terlepaslah ikatan kedua. Jika setelah itu dia menunaikan shalat, maka semua ikatan itu pun terlepas, sehingga ia menyongsong pagi hari dengan ceria, penuh semangat. Namun jika tidak demikian maka dia akan memasuki waktu pagi hari dengan jiwa yang jelek dan malas (HR. al-Bukhari, II/46)
Jadi, apa yang saudara rasakan itu berasal dari setan yang senantiasa menghalangi manusia dari perbuatan taat. Dia menggambarkan perbuatan taat itu sebagai beban yang teramat berat, terutama ibadah shalat. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ [البقرة : 45]
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ (Qs. al-Baqarah : 45)
Dalam ayat ini, Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – memberitahukan bahwa shalat itu berat kecuali bagi orang-orang yang senantiasa takut dan khusyu’ kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى –, maka untuk orang-orang yang seperti ini, Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى – menjadikan shalat terasa ringan, sehingga shalat medatangkan kebahagiaan bagi dirinya, sebagaimana shalat itu menjadi pembawa kebahagiaan bagi Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-. Beliau -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- menjadi semakin baik dengannya. Beliau-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-merasa senang dengan shalat, karena beliau menikmatinya dan merasa itu ringan. Dan jiwa beliau menjadi semakin baik dengannya. Begitu pula seorang Mukmin. Dia akan merasakan perasaan ini sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaannya.
Namun bagi orang-orang munafik, shalat itu menjadi beban yang teramat berat. Allah-ٍسُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا [النساء : 142]
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (Qs. an-Nisa : 142)
Allah-ٍسُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-juga berfirman,
وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ [التوبة : 54]
Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (Qs. at-Taubah : 54)
Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-bersabda,
لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنْ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafik daripada shalat Subuh dan Shalat Isya. Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, niscaya akan berusaha mendatanginya meskipun harus merangkak (HR. al-Bukhari)
Maka saya nasehatkan kepada saudara yang bertanya untuk senantiasa memohon pertolongan kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-dan terus berusaha sekuat tenaga untuk menunaikan shalat. Dengan itu, semoga setan menyingkir dari saudara sehingga shalat terasa ringan bagi saudara, diterima oleh jiwa saudara dan mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan bagi saudara. Semoga Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menghilangkan rasa berat dan susah dari saudara dengan dzikir yang saudara baca ketika berwudhu dan ketika shalat.
(al-Muntaqa Min Fatawa Fadhilatu asy-Syaikh Shaleh Fauzan al-Fauzan, 3/31-33)
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor