Perbanyaklah, “Tahlil, Takbir dan Tahmid “

Alhamdulillah, Allah menyampaikan kita kembali kepada hari-hari ini, yakni, 10 hari pertama bulan Dzulhijjah tahun ini 1437 H. Mengisinya dengan berbagai amal shaleh merupakan bukti nyata kesyukuran kita kepadaNya. Salah satu bentuk amal shaleh yang hendaknya kita perbanyak di hari-hari ini adalah “ bertahlil, bertakbir dan bertahmid”

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله , الله أكبر الله أكبر, ولله الحمد

Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, dan milik Allahlah segala pujian.

Sungguh amal shaleh yang satu ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana sabda beliau,

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنْ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيرْ وَالتَّحْمِيْدِ

“Tiada hari-hari yang paling agung di sisi Allah dan dicintaiNya untuk beramal di dalamnya dari pada 10 hari (Dzulhijjah) ini, maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid pada saat itu.” (HR. At-Thabrani).

Memperbanyak ungkapan-ungkapan ini, dapat dilakukan dimana saja, baik ketika sedang di masjid, di rumah, di pasar-pasar dan lain sebagainya. Dan, dapat dilakukan dalam kondisi apa saja, baik ketika duduk, berdiri maupun ketika berbaring. Dalam keadaan suci maupun ketika dalam keadaan tidak suci.

Sungguh terdapat keteladanan yang baik dari dua orang sahabat mulia Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dialah Abdullan bin Umar dan Abu Hurairah semoga Allah meridhai keduanya, di mana keduanya keluar ke pasar sambil mengumandangkan takbir dan orang-orang membaca takbir karena takbir beliau berdua.”

Saudara/saudariku…

Tahlil, merupakan seutama-utama dzikir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

dzikir yang paling utama adalah “لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ “ Tiada Tuhan yang berhak    disembah melainkan Allah) (HR. at-Tirmidzi, no. 3383)

Barang siapa yang mengucapkannya dengan ikhlash, melaksanakan konsekwensinya, yaitu : menyembah hanya kepada Allah semata dan meninggalkan sembahan-sembahan selainNya niscaya ia mendapatkan hal yang utama pula, seperti, mendapat syafa’at nabi di hari kiamat, Bebas dari Neraka dan masuk kedalam Surga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ

Manusia yang paling bahagia dengan mendapatkan syafa’atku para hari kiamat adalah siapa yang mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ikhlas dari dalam lubuk hatinya. (HR. al-Bukhari, no. 99)

فَإِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّم عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ يَبْتَغِيْ بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ

Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas neraka (untuk dimasuki) oleh orang-orang yang mengucapkan  لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ yang dengan zikir itu ia mencari wajah Allah (HR. al-Bukhari, no. 415)

مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ مَاتَ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Tidak ada seorang hambapun yang mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ kemudian ia meninggal dunia di atas hal tersebut melainkan ia masuk Surga.  (HR. al-Bukhari, no. 5827 dan Muslim, no. 283)

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Barangsiapa akhir ucapannya لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ melainkan ia masuk Surga (HR. Abu Dawud, no. 3118)

Saudara/saudariku…

Takbir dan Tahmid, merupakan ungkapan kata-kata yang baik, sebagaimana halnya لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ  dan merupakan kalimat-kalimat yang dengannya seorang akan terjauhkan dan terselamatkan dari Neraka. Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,

خُذُوْا جُنَّتَكُمْ

“Ambillah keselamatan kalian!”

Para sahabat bertanya,

يَارَسُوْلَ الله أَمِنْ عَدُوِّ قَدْ حَضَرَ

”Ya Rasulullah, apakah diambil dari musuh?”

Beliau menjawab,

لَا وَلَكِنْ خُذُوْا جُنَّتَكُمْ مِنَ النَّارِ

”Tidak! Tetapi ambillah keselamatan kalian dari Naar (selamatkan diri kalian dari siksa Neraka).

Lalu, beliau bersabda,

فَقُوْلُوْا سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُلِلّٰهِ وَلَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَاللهُ أَكْبَرُ فَإِنَّهُنَّ يَأْتِيْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُقَدِّمَاتٍ وَمُعَقِّبَاتٍ وَمُجَنِّبَاتٍ وَهُنَّ البَاقِيَاتُ الصَّالِحاتُ

Maka ucapkanlah “Subhanallah, Alhamdulillah, Laa illaaha illallah dan Allahu Akbar.” Karena semua kalimat ini pada hari kiamat akan menjauhkan dari Naar dan selalu mengikuti hamba yang mengucapkannya. Semua itu adalah termasuk amalan-amalan yang kekal lagi shalih.”(HR.An-Nasaa’i)

Takbir, mengingatkan seorang hamba akan keagungan dan kebesaran Allah, baik dalam hal Dzat maupun sifatnya.

Takbir, Melahirkan rasa bahwa seorang hamba itu adalah makhluq-Nya yang kecil, yang tidak selayaknya bersikap sombong, karena kesombongan dan keagungan itu itu hanyalah milik Allah azza wajjalla, Allah berfirman,

وَلَهُ الْكِبْرِيَاءُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ [الجاثية : 37]

Dan bagi-Nyalah keagungan di langit dan bumi, Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. Al-Jatsiyah : 37)

Dalam hadis Qudsi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah azza wajalla berfirman,

الكبرياء ردائي ، والعظمة إزاري ، فمن نازعني واحداً منهما قذفته في النار

Kesombongan adalah pakaian-Ku, & kebesaran adalah selendang-Ku, siapa saja yg mencabut salah satu dari keduanya dari-Ku, maka akan Aku lemparkan ia ke neraka Jahannam (Ibnu Majah)

Tahmid, mengingatkan seorang hamba akan sifat Allah azza wajalla yang maha terpuji, Dialah rabb semesta alam yang Maha terpuji

فَلِلَّهِ الْحَمْدُ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَرَبِّ الْأَرْضِ رَبِّ الْعَالَمِينَ  [الجاثية : 36]

Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam (Qs. Al-Jatsiyah : 36)

وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ [القصص : 70]

Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat. (Qs. Al-Qashash : 70)

Tahmid, juga mengingatkan seorang hamba dengan nikmat-nikmat Allah yang sedemikian banyaknya yang Allah karuniakan kepadanya atau kepada makhlukNya yang lainnya. Maka, dengan memperbanyak ungkapan tersebut ia semakin bersyukur kepadaNya atas segala nikmatNya yang sedemikian banyakNya yang Allah curahkan kepadaNya.

Akhirnya, semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk memperbanyak tahlil, takbir dan tahmid di hari-hari yang utama ini. Amin.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan para sahabatnya.

 

Penulis : Amar Abdullah bin Syakir

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *