Sabar, Bekal Muslimah Menuju Surga

Sabar adalah bekal para wanita muslimah menuju ke Surga, landasan mereka dalam mendapatkan kebaikan dan menghapus kejelekan.

Tanamkan dalam dirimu keyakinan bahwa engkau tidak akan kekal hidup di dunia, jadikan sabar sebagai hiburan dan senjatamu dalam menghadapi setiap musibah dan kesedihan.

Abu Al-Athohiyah berkata :

“Sabar dan teguhlah dalam setiap musibah

Ketahuilah bahwa seseorang tak ada yang kekal

Apakah engkau tidak melihat semua musibah

Danmelihat bahwa kematian senantiasa mengintai

Siapakah orang yang engkau lihat tidak tertimpa musibah

Musibahmu sama dengan yang lain, engkau tidak sendiri

Jika musibah datang membelenggumu

Maka bandingkan musibahmu dengan musibah Nabi Muhammad

(Diwan Abi al-Athohiyyah, hal.74-75)

Semestinya engkau mengetahui –wahai saudariku muslimah- bahwa Allah mengujimu berdasarkan keimanan yang engkau miliki; jika kadar keimananmu tinggi, maka Allah akan memberatkan ujianNya kepadamu, sebaliknya jika agamamu lemah dan tipis maka ujian Allah kepadamu akan ringan.

Dengarkan apa yang diriwayatkan oleh sahabat yang mulia Sa’ad bin Abi Waqash, dia berkata, ‘saya bertanya,’ya Rasulullah, siapakah yang paling berat cobaannya ? beliau menjawab : “ orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang yang semisal (dengan mereka) dan yang sepadan (dengan mereka), seorang diuji menurut agamanya (imannya), jika agamanya kokoh maka ujiannya berat dan jika agamanya lemah maka dia diuji berdasarkan agamanya. Dan ujian senantiasa menimpa seorang hamba, sehingga dia berjalan di atas muka bumi dengan terbebas dari dosa (HR. At-Tiemidzi, No. 2509, dan Ibnu Majah, No. 4023)

Bahkan Abu Sa’id al-Khudri meriwayatkan kepada kita, dia berkata, saya menjenguk Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sedang sakit dan menahan rasa sakit, maka saya meletakkan tangan saya di tubuh beliau dan saya rasakan rasa panasnya, maka saya berkata, “Ya Rasulullah, betapa berat ujianmu?

Beliau berkata, “ begitulah memang berat ujan kami tapi pahala kami juga dilipatgandakan. Saya berkata, Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujiannya? beliau menjawab,”Para nabi “. Saya berkata, “kemudian siapa”?

Beliau menjawab, “Kemudian orang-orang yang shalih, seorang dari mereka diuji dengan kemiskinan sehingga tidak tersisa padanya kecuali jubah yang terpakai, dan bahkan salah seorang di antara mereka berbahagia dengan ujian sebagaiman dia berbahagia dengan kemakmuran (HR. Ibnu Majah, No. 4024)

Penulis: Amar Abdullah

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *