Saling Pengertian dan Mengabaikan Kesalahan

Orang-orang besar tidak terhalang oleh rintangan-rintangan kecil. Dan seperti itulah semestinya suami-istri dalam interaksi di antara mereka berdua. Bila keduanya tidak menutup mata dan mengabaikan kesalahan-kesalahan kecil, maka saling mencela dan saling mengoreksi, akan menghancurkan keindahan kehidupan suami-istri, dan mereka berdua akan membawanya hingga ruang pengadilan yang sarat dengan tuntutan-tuntutan, yang di jalan menuju penyelesaian bagaikan batalion pasukan berbaris menanti, dan pengadilan hanya akan berakhir dengan perceraian atau mati.

Berbeda apabila prinsip yang mereka berdua tempuh dalam hal-hal semacam itu adalah toleransi dan mengabaikan, maka mereka berdua akan menemukan ketenangan dan kedamaian. Bila tidak demikian, mereka berdua akan lelah mengejar sesuatu yang mustahil, sebagaiamana yang diucapkan oleh Basysyar,

إِذَا كُنْتَ فِي كُلِّ الْأُمُوْرِ مُعَاتِبًا * صَدِيْقَكَ لَمْ تَلْقَ الَّذِي لَا تُعَاتِبُهُ

فَعِشْ وَاحِدًا أَوْ صِلْ أَخَاكَ فَإِنَّهُ * مُفَارِقُ ذَنْبٍ مَرَّةً وَمُجَانِبُهُ

Bila engkau  menyalahkan temanmu dalam segala urusan

Kamu tidak akan mendapatkan seorang pun yang tidak akan kamu salahkan

Maka silakan hidup sendirian atau jalinlah hubungan dengan saudaramu

Karena kadang dia melakukan dosa, dan lain kali menjauhinya

Sikap mengabaikan kesalahan, melupakan, dan memaafkannya tanpa menyudutkan, tanpa menyisakan sesuatu dalam hati, adalah derajat yang tinggi. Kita semua patut berharap dapat menggapainya, sekalipun minimal untuk kesalahan-kesalahan kecil. Maka, mari kita mulai.

Bila suami-istri bersikap demikian, maka keduanya akan hidup bahagia, bertabur cinta dan kasih sayang.

Imam Ahmad –رَحِمَهُ اللهُ-berkata, “Sembilan persepuluh bagian dari keafiyatan (keselamatan) itu terdapat dalam mengabaikan dan memaafkan (kesalahan orang lain).”

**

Seandainya menyalahkan itu merupakan sabun pencuci untuk membersihakan hati, maka dosis berlebih dapat melahirkan kebencian

**

Wallahu A’lam

Amar Abdullah bin Syakir

Sumber :

Az-Zaujan Fi Khaimah as-Sa’aadah Maharat wa Wasa-il, Abdurrahman bin Abdillah al-Qar’awi, hal.41-42

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: Hisbahtv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *