Alangkah Bagus dan Indahnya Ini
Berikut sikap mulia yang lainnya dari putri Rasulullah ﷺ Fatimah az-Zahra, sosok wanita bertakwa lagi suci. Kami sebutkan disini, karena itu merupkan contoh yang langka dalam hal menutup dan menjaga rasa malu.
Al-Baihaqi dan lainnya telah meriwayatkan dari Ummu Ja’far, bahwa Fathimah berkata kepada Asma’ binti Umais, ”Sungguh aku tidak suka dengan keranda mayat yang digunakan untuk wanita, dia (hanya) ditutup dengan kain sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya “.
Asma’ berkata, “Wahai putri Rasulullah ! apakah kamu mau aku perlihatkan apa yang telah aku lihat di Habasyah ? Lalu dia minta diambilkan beberapa pelepah kurma basah kemudian menatanya, lantas menutupnya dengan kain. Fathimah berkata,’ “Alangkah indah dan bagusnya ini ! Jika aku mati nanti, mandikanlah aku olehmu dan Ali, jangan ada seorang pun yang masuk kepadaku… “
Kahmas meriwayatkan dari Ibnu Buraidah, bahwa dia berkata, “Fathimah berduka atas kematian bapaknya selama 70 malam. Dia berkata kepada Asma, “Besok (ketika sudah meninggal) aku sangat malu untuk keluar berada di antara kaum lelaki dengan bentuk tubuhku’. Asma berkata, ‘ Maukah kamu aku buatkan sesuatu yang pernah aku lihat di Habasyah ? Kemudian Asma membuatkan sebuah tandu. Fathimah berkata, ‘Semoga Allah menutup aib) mu sebagaimana engkau telah membuatkan tutup untukku (Siyar A’lam an-Nubala, 2/132)
Di dalam Aun al-Ma’bud, penulis berkata, ”Abu Umar bin Abdil Barr berkata, “Fathimah adalah orang yang pertama kali ditutup usungan mayatnya dengan cara yang disebutkan tadi, kemudian setelah Fathimah, Zaenab binti Jahsy juga dibuatkan seperti itu”.
Az-Zarqani dalam Syarah al-Muhadzab berkata, “Perkataan Fathimah,”Seorang perempuan (hanya) ditutup dengan kain’, maksudnya, di atas usungan mayatnya sehingga membentuk lekuk tubuhnya. Dan perkataan perowi, ’Kemudian (Asma’) menatanya’, maksudnya memiringkannya…”
Sedangkan perkataan orang yang mengatakan “Zaenad adalah orang yang pertama kali usungan mayatnya ditutup, maksudnya adalah orang yang pertama kali di antara para Ummul Mukminin (istri-istri Rasulullah). Demikianlah yang dikatakan oleh al-Azhim Abadi di dalam Aun al-Ma’bud.
Dari sikap tersebut, jelas bagi kita alangkah mulianya akhlak tersebut pada diri shahabiyat yang diberkahi Allah ini, yakni, sifat malu yang telah mengakar pada diri Fathimah sehingga terjaga dari perbuan batil.
Subhanallah, Fatimah merasa sedih dengan usungan mayatnya, jika dia meninggal dunia.
Bagaimanakah dengan para wanita Muslimah saat ini, akhlak mereka telah berubah, rasa malu pada diri mereka telah melemah, sopan santun mereka pun juga sudah berkurang. Bagaimana mereka memperlihatkan aurat pada acara-acara tertentu, di rumah sakit, dan di pasar … ?
Apa yang akan dikatakan oleh para wanita yang melihat laki-laki dari balik cadar mereka, seraya memperlihatkan keindahan tubuhnya dan manampakkan bagian-bagian tubuhnya yang sensitif ? Apa jawaban mereka, padahal mereka sudah melihat sikap yang dilakukan oleh Fathimah ?
Ini adalah ajakan kepada kaum wanita muslimah secara keseluruhan untuk menghayati perjalanan sosok shahabiyat yang diberkahi Allah ini, dan menjadikan contoh tersebut sebagai pelita yang menerangi jalan hidup mereka dengan penuh keimanan di bawah naungan syariat, di mana Allah yang menurunkan syariat tersebut berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin,’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs. Al-Ahzab : 59)
Dan Dia juga berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan RasulNya (Qs. Al-Ahzab : 33)
Sumber :
Dinukil dari “Durusun Min Hayaa-ti ash-Shahabiyaat”, Dr. Abdul Hamid as-Suhaibani. Edisi Bahasa Indonesia : Meneladani Wanita Generasi Sahabat, hal. 84-87.
Amar Abdullah
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,