الْحَمْدُ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ،
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا () يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ()
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءًوَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَإِنَّ أَفْضَلَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak kaum muslimin, khususnya diri saya pribadi untuk menambah ketaqwaan kita kepada Allah subhannahu wa ta’ala, yaitu dengan memperbanyak amal ibadah kita sebagai bekal untuk menghadap Allah subhannahu wa ta’ala,Serta melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala laranganNya.
Allah berfirman :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya: “Dan berbekallah kalian, karena sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah kepadaKu wahai orang-orang yang menggunakan akalnya.” (QS. Al-Baqarah : 197).
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Kita hidup bukanlah semata-mata mementingkan urusan dunia, sebab urusan akhirat adalah lebih penting. Kehidupan dunia terbatas oleh usia dan waktu dan kelak pada saatnya kita akan kembali ke alam yang tiada terbatas oleh waktu. Semua amal perbuatan kita selama di dunia akan diminta pertanggungjawabannya, karena amal perbuatan tersebut merupakan tabungan akhirat kita.
Kebahagiaan dunia dapat diperoleh melalui keuletan berusaha dan dapat dinikmati hasilnya selagi hidup, baik berwujud materi kebendaan maupun yang hanya dirasakan oleh perasaan batin. Sedangkan kebahagiaan akhirat tidak nampak sekarang, namun dapat dicapai dengan jalan mengikhlaskan diri dalam ibadah khusyu’ dalam shalat serta menjauhi semua yang dibenci oleh Allah subhannahu wa ta’ala.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.
Bila suara adzan bergema, membahana membelah dunia untuk menyeru manusia memenuhi panggilan ilahi.
Apabila suara adzan masuk ke dalam hati orang yang benar-benar beriman, spontan hatinya akan gemetar dan takut, terbayang segala ke Maha Besaran dan ke Maha Kuasaan Allah subhannahu wa ta’ala. Maka dengan hati yang penuh takut dan ikhlas, ia penuhi panggilan dari Allah, ia tinggalkan semua urusan dunia untuk sujud menghadap ilahi.
Firman Allah dalam Al-Qur’an:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: “Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5).
Berbeda sekali dengan orang yang jauh dari hidayah dan taufik Allah subhannahu wa ta’ala.
Suara adzan dianggapnya sebagai suara yang biasa, gema adzan tak sedikit pun mengetuk hatinya untuk memenuhi panggilan Allah. Ibarat kata, masuk telinga kiri keluar telinga kanan, tanpa memberikan kesan dan bekas sedikit pun juga pada dirinya. Telinganya sudah tuli dengan panggilan Allah, mata hatinya sudah buta dengan seruan adzan. Begitulah hati orang yang sudah tertutup dari inayah dan hidayah Allah subhannahu wa ta’ala. Semoga Allah melindungi kita darinya.
Firman Allah dalam Al-Qur’an:
أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
Artinya: “Menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya maka kelak mereka akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59).
Bukankah Allah subhannahu wa ta’ala, yang telah menjadikan dirinya dari segumpal darah dan daging hingga menjadi manusia.
Bukankankah Allah telah mewajibkan kepadanya untuk berdiri di hadapanNya menyembahnya melalui ibadah shalat? bukankah Allah telah berfirman di dalam kitabNya,
وأَقِيْمُوا الصَّلاَةَ لِذِكْرِيْ
Artinya: “Dirikanlah shalat untuk mengingatku.”
Ayyuhal muslimun,
Di dalam ayat tersebut, Allah mewajibkan kita untuk mendirikan shalat dengan tujuan mengingatNya. Karena dengan shalatlah kita mendekatkan diri dan selalu mengingat Allah, dalam keseharian kita, dan ini pun adalah kewajiban bagi kita sebagai seorang muslim.
Kaum muslimin rahimakumullah.
Terkadang orang yang tidak mengerjakan shalat itu bukan karena tidak tahu, bahwa shalat adalah kewajiban baginya yang harus dilaksanakannya.
Bahkan mungkin orang itu pun tahu shalat itu bisa mencegah dari kejahatan dan kemungkaran. sebagaimana yang Allah firman
Firman Allah ta’ala:
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Artinya: “Sungguh shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Sedangkan mengingat Allah amat besar (manfaatnya) Allah tahu apa yang kamu perbuat.” (QS. Al-Ankabut : 45)
Maka, mudah-mudahan kita tidak tergolong ke dalam kelompok orang semacam ini, yang mengetahui kewajiban namun mereka meremehkan atau bahkan meninggalkannya sama sekali.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Orang yang di luar Islam tidak akan berani menghancurkan Islam secara terang-terangan. Mereka harus berfikir seribu kali untuk menghancurkan masjid-masjid tempat ibadahnya kaum muslimin, tetapi dengan akal mereka yang licik, mereka ciptakan sesuatu yang menjadikan kita lupa shalat, seperti PLAY STATION dan sebagainya. Bukankah anak adalah amanat Allah, menyia-nyiakan amanat adalah perbuatan dosa. Maka hendaklah kita jaga anak serta keluarga kita,sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kita di dalam firmanNya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya: “Peliharlah dirimu dan keluargamu dari api Neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
Dan, salah satu cara memelihara diri kita dan keluarga kita dari Neraka adalah dengan memerintahkan mereka agar senantiasa melaksanakan kewajibannya kepada Allah ta’ala yaitu shalat lima waktu, hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala di dalam kitabNya,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
‘’Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa’’. (QS. Thaha : 132)
Kita pun hendaknya selalu memohon kepada Allah subhannahu wa ta’ala agar anak-cucu kita menjadi orang-orang yang berbahagia di dunia dan di akhirat, tetap mendirikan shalat dan melakukan kewajiban kepada Allah ta’ala dalam bentuk yang lainnya.
Sungguh terdapat teladan yang baik pada Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam, dimana beliau sangat memelas kepada Allah ta’ala agar dirinya dan keturunannya dijadikan sebagai orang-orang yang tetap mendirikan shalat, sebagaimana Allah mengabadikan permohonannya tersebut di dalam kitabNya,
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim : 40)
Mudah-mudahan kita kaum muslimin, selalu diberi Allah petunjuk dan taufiqNya untuk mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Aamiin…
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغفر لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.
اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Artikel : www.hisbah.net
Penyusun : Amar Abdullah bin Syakir
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet
terima kasih banyak,sangat membantu..
Alhamdulillah…terima kasih juga atas komentarnya