SUFYAN ATS TSAURI MENEGUR HARUN AR RASYID

Imam Sufyan Ats Tsauri pernah menasehati Sang Khalifah dengan pesan-pesan berikut:

“Hendaklah Sang Khalifah bertakwa kepada Allah Ta’ala atas apa yang diamanahkan padanya dari kekuasaan yang ada, agar dia berlaku adil dan tak menzhalimi rakyatnya, harus menegakkan kewajiban-kewajiban syariat seperti melarang peredaran miras dll, memberhentikan pegawai-pegawai bejat yang berlindung dibawah tirai kekuasaannya, karena mereka adalah orang-orang yang telah berbuat zalim tak berlaku adil, mereka mencambuk orang yang meminum miras sedangkan mereka sendiri meminumnya, merajam pezina sedangkan mereka pun suka berzina, memotong tangan pencuri sedangkan mereka pun banyak mencuri, memenggal pembunuh sedangkan mereka juga sering menumpahkan darah, bukankah harusnya hukuman-hukuman ini ditegakkan pada mereka dahulu sebelum menegakkannya pada rakyat?!?!”

Siapakah yang belum familiar dengan nama seorang Sufyan Ats Tsauri? seorang Tabi’ Tabiin terkemuka, ahli hadits lagi hamba yang zuhud. dan siapa pula yang belum pernah mendengar kabar dari zaman keemasan khilafah islamiyyah dizaman Harun Ar Rasyid? yang kekuasaannya membentang luas menyentuh 3 benua. Namun terlepas dari hal itu bukan berarti status keduanya yang berbeda menghalangi untuk dapat saling menerima nasehat dan menasehati, adalah Sufyan Ats Tsauri yang merupakan seorang ulama yang biasanya berada di masjid tak melupakan tugasnya dalam ikut turut menjaga negeri agar aman sentosa diberkahi oleh Allah Ta’ala, dan Harun Ar Rasyid sebagai khalifah yang merajai kekuasaan yang besar tak menjadi masalah baginya untuk mendengarkan nasehat dari rakyatnya, kerena memang ia faham betul bahwa dirinya sedang dibebankan sebuah amanah yang berat.

Maka inilah sebuah keadaan yang sangat diidam-idamkan oleh setiap muslim, ketika Ulama dan Umara mau bergandengan tangan bersama-sama menjaga negeri dan melayani rakyatnya. Ulama tak melupakan kewajibannya ikut turut mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah, dan pemerintanpun tak perlu sungkan untuk bermusyawarah dengan alim ulama dalam menyikapi tiap permasalahan yang ada.

Di surat Al ‘Ashr Allah Ta’ala sangat menegaskan akan pentingnya untuk terus saling nasehat-menasehati, karena termasuk orang-orang merugi lah yang meninggalkannya.

” وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ “

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

Semoga Allah Ta’ala menjaga negeri kita ini dan negeri-negeri seluruh kaum muslimin dari makar-makar kaum kafir dan musyrik, dan memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada pemimpin-pemimpin hingga kembali menengakkan hukum Allah pada kekuasaan mereka, dan Semoga Allah Ta’ala menjaga guru-guru kita alim ulama dari musuh-musuh agama, dan memberkahi umur dan ilmu mereka hingga dapat terus menuntun kita ummat Nabi Muhammad sampai ketelaga dan bertemu Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Aamiin.

 

Penulis: Muhammad Hadhrami Bin Ibrahim

Rujukan:

نحو مفهوم شامل للاحتساب ص 82

تأليف: د. عبد الله بن عبد الرحمن الوطبان

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *