Tips Agar Terhindar dari Keburukan Zina

Khutbah Pertama :

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَإِنَّ أَفْضَلَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Sungguh merupakan kebahagiaan bagi setiap orangtua tatkala Allah mengaruniakan kepadanya seorang anak. Betapa tidak, sementara ia bagian dari maksud mereka menjalin cinta dan kasih sayang dengan pasangan hidupnya. Kehadirannya senantiasa dinatikan. Bahkan, bilamana ia tak kunjung tiba, sedemikian besar dan luar biasa usaha kita untuk mendapatkannya. Betapa besar pengorbanan kita hanya demi untuk mendapatkannya. Betapa banyak harta yang kita keluarkan. Betapa banyak pula waktu yang kita luangkan. Begitu pula tenaga dan pikiran tak lepas dari tersibukkan dengan urusan yang satu ini.

Maka, setelah Allah mengaruniakan nikmat ini kepada kita, setelah kita bersyukur kepada Allah ta’ala, adalah kita harus berusaha menjaganya dengan sekuat tenaga. Menjaga mereka sehingga terselamatkan dari bahaya yang akan mengantarkan mekeka kepada kesengsaraan hidup baik di dunia apalagi di akhirat. Sehingga mereka akan mendulang kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari (siksa) Neraka yang banhan bakarnya adalah manusia dan batu, yang dijaga oleh malaikat yang keras lagi kasar yang tidak pernah membangkan (perintah) Allah yang dititahkan kepada mereka, dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.” (QS. At-Tahrim : 6)

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Di antara perkara yang harus kita jaga pada diri kita begitu juga pada anak-anak kita adalah “kehormatan diri “. Kita jaga diri kita dan anak-anak kita dari perbuatan perbuatan keji yang merupakan jalan yang paling buruk yaitu “zina”. Kita hendaknya menghindarkan diri kita dan anak-anak kita dari terjerumus ke dalam perangkap setan yang satu ini, dan prangkap-prangkap setan yang lainnya. Hendaknya pula kita tidak mendekatakan diri kita sendiri dan tidak pula mendekatkan anak-anak kita kepada perbuatan yang keji ini. Sebagaimana pesan rabb kita Allah azza wajalla di dalam firmanNya,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ : 32)

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Di antara upaya yang baik untuk menghindarkan diri kita dan anak-anak kita dari terjerumus kedalam perangkap setan yang satu ini adalah dengan;

Pertama, Mengokohkan keimanan kepada Allah azza wajalla di dalam hati kita dan di dalam hati anak-anak kita.

Kaum muslimin, Sungguh keimanan yang benar kepada Allah lagi kokoh merupakan sebab terkuat yang akan menjadikan seorang terjaga dari terjerumus ke dalam lembah perzinaan. Oleh kerenanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلاَ يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِيْنَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ السَّارِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ

“Tidaklah orang yang berzina ketika berzina sementara ia dalam keadaan beriman, tidaklah pula orang yang meminum khamer ketika ia meminumnya sementara ia dalam keadaan beriman dan tidaklah seorang pencuri tatkala ia mencura sementara ia dalam keadaan beriman.” (HR. Al-Bukhari)

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Tentunya, Anda mengetahui kisah Nabiyullah Yusuf ‘alaissalam tatkala seorang wanita yang tak lain adalah istri sang raja mengajaknya untuk melakukan zina, apa sebab Yusuf terselamatkan dari ajakan keji tersebut? Sungguh, keimanan Yusuf yang kokoh kepada Allah rabbnya yang tercermin dalam ungkapan lisannya telah menghalangi dirinya dari terjatuh kedalam perbuatan nista itu. Allah menghikayatkan dalam firmanNya,

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.” (QS. Yusuf : 23)

Kedua, Mersa takut kepada Allah.

Kuam muslimin, rahimakumullah.

Demikian pula merasa takut kepada Allah, merasa takut kepadaNya akan siksanya yang amat pedih manakala ia terjerembab ke dalam perbuatan keji tersebut, ini pun merupakan sebab yang akan menghalanginya dari terjerembab ke dalam perbuatan keji yang membinasakan tersebut. Karena, barang siapa yang takut dari siksaan maka ia akan menjauhkan diri dari sebab yang akan menjadikannya mendapatkannya.

Rasa takut seorang hamba kepada Allah ta’ala akan menjadikannya mampu untuk mengendalikan hawa nafsunya, ia menjadi pengerem langkah seorang hamba, karena ia menyadari bahwa Allah mengetahui perbuatannya meskipun ia lakukan dengan secara sembunyi-sembunya di mana tak ada orang yang hadir menyaksikannya.

وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ

“Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.” (QS. Al-An’am : 3)

Rasa takutnya itu terdorong pula oleh harapannya terhadap keridhaanNya, balasan yang baik dariNya, serta harapannya untuk dapat merengkuh kenikmatan yang Abadi yaitu, SurgaNya.

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (41)

“Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Nazi’at : 40-41).

Dia juga berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Mulk : 12)

Ketiga, Merasa malu kepada Allah.

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Demikian pula rasa seorang hamba kepada Allah juga merupakan sebab yang dengan izin Allah akan menjaga seorang dari terjatuh ke dalam perbuatan zina. Karena, seorang mukmin tatkala berkeinginan kuat untuk melakukan kemaksiatan lalu ia merasa malu kepada Allah yang mana Dia lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, niscaya ia akan menghentikan keinginannya tersebut sehingga ia pun selamata dari terjatuh ke dalamnya. Adapun orang-orang yang terjatuh ke dalam kemaksiatan, melakukannya dengan bangganya dan bahkan salang berlomba agar tidak ketinggalan oleh kawannya yang tengah melakukan perbuatan yang sama merupakan dalil yang menunjukkan bahwa pakaian rasa malu dirinya tengah tercabut dari hatinya. Wal’iyadzu billah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengisyaratkan dalam sabda beliau,

‏إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

“Sesungguhnya perkataan yang diwarisi oleh orang-orang dari perkataan nabi-nabi terdahulu adalah: ‘Jika engkau tidak malu, perbuatlah sesukamu’.” (HR. Bukhari no. 3483)

Dan, nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan bahwa rasa malu seseorang akan mendatangkan kebaikan, beliau bersabda,

« الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ ». قَالَ أَوْ قَالَ « الْحَيَاءُ كُلُّهُ خَيْرٌ »

Rasa malu itu adalah baik semuanya.” Perowi berkata, atau beliau bersabda, Rasa malu kesemunya adalah baik.” (HR. Muslim)

Dan, di antara bentuk kebaikan yang timbul dari rasa malu adalah menghindarkan seseorang dari terjerumus ke dalam perbuatan keji, seperti zina.

Keempat, mengharap dan senang kepada pahala orang yang dapat memelihara kehormatan dirinya.

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Sebab lainnya yang dengan itu seseorang akan terhindar dari terjatuh ke dalam perzinaan adalah seorang senang dan sangat menggharap akan memperoleh pahala atau balasan yang besar karena dapat memelihara kehormatan dirinya seperti akan mendapatkan naungan Allah dan akan dimasukkan ke dalam SurgaNya. Sebagaimana yang disabdakan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi dengan naunganNya pada hari di mana tidak ada lagi naungan selaian naunganNya… (beliua menyebutkan salah satunya yaitu)

وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ

Seorang lelaki yang diminta (untuk berzina) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, sunggu aku takut kepada Allah. (HR. al-Bukhari)

مَنْ يَضْمَنَّ لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

Siapa yang dapat menjamin untukku apa yang ada di antara kedua janggutnya (yaitu, lisannya) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (yakni, kemaluannya) niscaya aku menjaminnya masuk Surga.” (HR. al-Bukhari)

Sungguh, orang yang mendengar keutamaan yang didengarnya ini, akan termotivasi dirinya untuk menjauhkan diri dari perbuatan zina. Karena, jika ia terjatuh ke dalamnya ia tidak mendapatkan jaminan ini dan tidak pula mendapatkan naunganNya di hari dimana ia sangat membutuhkannya.

Kelima, menyibukkan diri dengan amal shaleh.

Kaum muslimin, rahimakumullah,

Sebab lainnya yang dengannya seorang hamba niscaya akan terselamatkan dari terjatuh ke dalam perbuatan zina adalah “menyibukkan diri dan fikirannya dengan berbagai amal shaleh”. Hal demikian ini karena mana kala fikiran dan jasad telah tersibukkan dengan amal shaleh niscaya tak akan aka nada kesempatan bagi lintasan pikiran yang keji dan tindak keji yang menggelayutinya. Dengan demikian, badannya pun akan terjauhkan dari melakukan perbuatan yang keji tersebut.

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم

Khutbah Kedua :

الحمد لله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وحده لا شريك له وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

فصلوات الله وسلامه عليه وعلى آله وصحبه أما بعد :

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Bertakwalah kepada Allah. Demikian inilah perintah Allah kepada kita. Senantiasalah kita membekali diri kita dalam kehidupan ini dengan bertakwa kepadaNya karena takwa kepadaNya adalah sebaik-baik bekal bagi kita dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana ini dan sekembali kita keharibaan Allah ta’ala di akhirat kelak. Perhatikanlah firman Allah azza wajalla,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (QS. Al-Baqarah : 197)

Ayyuhal muslimin, ketahuilah bahwa di antara bentuk ketakwaan kita kepada Allah ta’ala dan hendaknya kita memperbanyak untuk melakukannya di hari yang mulia ini, hari jum’at adalah hari yang disunnahkan untuk memperbanyak “shalawat atas nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, menghabarkan kepada kita dan memerintahkan kita,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ

Sesungguhnya termasuk hari-hari kalian yang paling utama adalah hari jum’at. Oleh karenanya, perbanyaklah oleh kalian bershalawat kepadaku pada hari itu.” (HR. Abu Dawud)

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


Oleh : Ustadz Amar Abdullah

Artikel : www.hisbah.net

Gabung Juga Menjadi Fans Kami Di Facebook Hisbah.net

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *