Tokoh Agama Kok Malah Bungkam?!?

قال تعالى:

وَتَرَىٰ كَثِيرًا مِنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. (Al Maidah 62 )

لَوْلَا يَنْهَاهُمُ الرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ عَنْ قَوْلِهِمُ الْإِثْمَ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu. ( Al Maidah 63)

 

Ayat diatas sebagai bentuk kecaman terhadap Bani Israil yang mana mereka sungguh sangat tenggelam di dalam kubangan maksiat, ditambah lagi dengan keadaan para ulama mereka tidak menegakkan amar makruf nahi mungkar ditengah-tengah mereka, Berkata Ibnu Katsir:

“Tidak ada seorang pun di antara mereka yang melarang dari perbuatan dosa dan haram, maka kecaman ini datang agar tidak ada lagi yang mencontoh mereka.”

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku mendiamkan kemungkaran itu lebih buruk dari pelakunya sendiri, karena sikap diamnya itulah yang menyebabkan si pelaku berani melakukan perbuatan tersebut, dan sikap ini juga akan melahirkan pelaku-pelaku baru. Kalaulah sekiranya setiap orang saling memperingatkan, tentu kemungkaran tersebut tidak akan menyebar, maka pelaku kemungkaran tersebut akan dikenakan dosa atas perilakunya, dan seorang alim yang mendiamkan kemungkaran tersebut juga akan dikenakan dosa dikarenakan sikap diamnya tersebut.

Maka dari itu, sebuah tatanan masyarakat yang baik itu adalah masyarakat yang hidup ditengah-tengah mereka yang ber-amar makruf nahi mungkar, ada dari mereka yang menghidupkan amanat tersebut, sehingga selanjutnya tidak akan ada yang berani melakukan perbuatan mungkar lagi, minimal secara terang-terangan.

قال تعالى:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imran 110 )

 

Berkata Ibnu Jarir:

Para Ulama sering mengatakan: “Tidak ada ayat yang paling keras tegurannya dan sangat menakutkan bagi seorang ‘alim selain ayat ini.”

Dan berkata Imam Ahmad:

“Tidaklah ada suatu kaum yang mengerjakan kemaksiatan dan diantara mereka ada orang-orang yang sanggup untuk mengubahnya dan mereka tidak mengubahnya, maka Allah akan mengazab mereka.”

 

قال تعالى:
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (Al Maidah 78)

 كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ 

Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (Al Maidah 79)

تَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ

Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. (Al Maidah 80)

 

Dan Yahya bin Ma’mar meriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu berkata di dalam khutbahnya:

“Wahai segenap manusia! Sesungguhnya telah celaka orang-orang sebelum kalian disebabkan oleh kemaksiatan, dan para ulama mereka tidak melarang daripadanya, sehingga ketika mereka sudah tenggelam di dalam kemaksiatan tersebut, Allah hukum mereka! Maka hendaklah kalian menyeru kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar! Sebelum ditimpakan atas kalian apa-apa yang pernah ditimpakan kepada mereka! Dan fahamilah! Bahwasanya amar makruf nahi mungkar ini tidak mempersempit jalan rezeki kalian dan tidak menyegerakan kematian kalian!”

Sungguh pada zaman ini telah terjadi apa yang dikatan oleh Ali bin Abi Thalib, kita lihat orang-orang yang dianggap ulama itu malah diam tak bersikap terhadap kemungkaran, justru sebagian malah ada yang mendukung dan membelanya. Mereka takut sumber penghasilannya terputus jika menyuarakan kebenaran, atau ketenaran mereka menurun, maka jatuhlah mereka dalam rantai dosa kemungkaran tersebut tanpa perlu melakukannya, mereka tinggalkan hal yang wajib bagi mereka dengan penuh nista dan memilih untuk bungkam menyelamatkan diri sendiri.

Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari ayat diatas:

1 – Bahwasanya Bani Israil sudah sedemikian rupa dalam kemungkaran sampai derajat bahwa mereka melakukannya terang-terangan.

2 – Tercelanya sikap bungkam seorang tokoh agama sebagai seorang panutan terhadap kemungkaran yang terjadi di sekitar dan sepengetahuannya, maka seperti yang dikatakan oleh kebanyakan ulama terdahulu bahwa ayat ini adalah sekeras-kerasnya ayat peringatan bagi ulama.

3 – Ayat diatas menerangkan bahwa wajib hukumnya bagi ulama atau tokoh agama untuk menyeru kepada yang makruf dan melarang dari yag mungkar, terkhusus terhadap perkara-perkara yang paling menyita perhatian ummat, karena dalam keadaan seperti inilah ummat sangat butuh suara tuntunan dari seorang alim bukan malah memilih untuk bungkam.

 

Sumber:

وقفات مع آيات الحسبة في القرآن الكريم ص 83 تأليف أبي عبد الرحمن صادق بن محمد الهادي

 

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *