Khutbah Pertama :
إن الحمد لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.. أَمَّا بَعْدُ.
Bertakwalah kepada Allah, wahai hamba-hamba Allah !
Sesungguhnya barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.
Ketahuilah-wahai orang-orang yang beriman-sesungguhnya termasuk ketakwaan kepada Allah adalah bersyukur kepada-Nya saat dalam kesenangan dan bersabar atas ketentuan dan takdirnya saat dalam kesusahan dan saat menghadapi bala dan musibah. Karena sesungguhnya Allah memberikan cobaan kepada kalian dengan sesuatu yang kalian sukai dan dengan sesuatu yang tidak kalian sukai, agar Dia melihat kesyukuran kalian dalam perkara-perkara yang kalian sukai dan agar Dia melihat kesabaran kalian terhadap hal-hal yang tidak kalian sukai. Kemudian, setelah itu, kepada-Nya-lah kalian kembali. Orang-orang yang bersyukur dan bersabar akan diserukan kepada mereka “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu karena apa yang selalu kamu kerjakan.”
Ayyuhal Mukminun !
Sesungguhnya di antara hal yang Allah cobakan kepada sebagian hamba-hamba-Nya adalah sakit dan penyakit dalam berbagai bentuk ragam dan macamnya. Hanya saja, di antara bentuk cobaan yang paling dahsyat dan paling besar adalah ‘sihir’. Sesungguhnya sihir itu merupakan penyakit yang besar, cobaan yang nyata, keburukan yang terbentang, merusak akal, mengacaukan pandangan dan perasaan, memisahkan antara para kekasih, merusak kehidupan saudara-saudara, sungguh benar Allah ketika berfirman tentang sihir itu,
يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ [البقرة : 102]
(dapat) memisahkan antara seorang (suami) dan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya, kecuali dengan izin Allah. (al-Baqarah : 102)
Ayyuhal Mukminun
Sesungguhnya sihir merupakan dosa besar, kejahatan yang berbahaya, Allah mengaitkannya dengan kekufuran dan kesyirikan,
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ [البقرة : 102]
Sulaiman itu tidak kufur, tetapi setan-setan itulah yang kufur. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah fitnah (cobaan bagimu) oleh sebab itu janganlah kufur!” (al-Baqarah : 102)
Dan Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-menempatkannya di belakang kesyirikan, seraya bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari,
«اجتنبوا الموبقات : الشِّركَ باللهِ والسِّحرَ»
Jauhilah oleh kalian hal-hal yang membinasakan : kesyirikan dan sihir, …
Ayyuhal Mukminun
Sesungguhnya di antara bentuk sihir merupakan kekufuran kepada Allah Dzat yang Maha Agung. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,
وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ [البقرة : 102]
Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Sungguh, mereka benar-benar sudah mengetahui bahwa siapa yang membeli (menggunakan sihir) itu niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Sungguh, buruk sekali perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui(-nya). (al-Baqarah : 102).
Ini balasannya di akhirat. Adapun balasannya di dunia, maka dipenggal (lehernya) dengan pedang, kepalanya dipisahkan dari badannya, diputus keburukannya, dibatalkan usahanya, dan diperingatkan dari kesesatannya.
Ayyuhal Mukminun
Sesungguhnya termasuk bentuk tindak kejahatan yang sangat besar terhadap seorang muslim adalah melakukan sihir untuknya, atau mengusahakannya, atau menjadi sebab dilakukannya hal tersebut. Sesungguhnya hal tersebut merupakan kezhaliman yang sangat besar. Tindakan aniaya yang akibatnya sangat buruk. Sungguh di antara orang yang lemah imannya terhadap Allah dan hari akhir ada orang-orang yang meminta tolong dengan melakukan sihir atau dengan mendatangi para tukang sihir untuk mewujudkan keinginannya yang rusak dan untuk mendapatkan tujuan-tujuannya yang menyimpang, meraih maksudnya yang hina. Ia pergi ke para tukang sihir agar para tukang sihir tersebut melakukan sihir terhadap fulan atau fulanah, dengan penuh kedengkian, permusuhan dan kelaliman. Sungguh ini merupakan tindakan yang akan menimbulkan kerusakan di bumi, menyakiti makhluk dan menimbulkan kemurkaan rabb semesta alam.
Ayyuhal Mukminun
Sesungguhnya mereka (para tukang sihir dan orang-orang yang meminta pertolongan kepada mereka untuk melakukan sihir untuknya atau orang-orang yang menyebakan terjadinya praktek sihir) adalah para pelaku tindak kezaliman, para pelaku tindak kejahatan, orang-orang yang membuat kerusakan di bumi. Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-telah menyatakan berlepas diri dari mereka, sebagaimana riwayat yang shahih dari beliau, bahwa beliau bersabda,
« ليس مِنَّا مَن تطيَّرَ أو تُطِيَّرَ له، أو تَكهَّنَ أو تُكُهِّن له، أو سَحَر أو سُحِر له
Tidak termasuk golongan kami orang-orang yang melakukan atau meminta tathayyur, atau meramal atau minta diramalkan, atau yang menyihir atau meminta disihirkan.
Alangkah hina dan ruginya orang yang Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-dan orang-orang beriman berlepas diri darinya.
Maka, bertakwalah kalian kepada Allah, wahai hamba-hamba Allah. Jauhilah oleh kalian kezhaliman, karena sesungguhnya kezhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari Kiamat.
Ayyuhal Mukminun
Sesungguhnya sihir merupakan hal yang membahayakan, tidak ada kemanfaatan padanya dari sisi mana pun, sebagaimana firman Allah,
وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ [البقرة : 102]
Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka (al-Baqarah : 102)
Sebagaimana bahwa barang siapa menyihir seorang muslim atau berupaya untuk menyihirnya, niscaya ia tidak akan dapat mencapai maksudnya betapa pun ia melakukannya, karena sesungguhnya Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-menjamin pembatalan upaya orang-orang yang melakukan kerusakan, seraya berfirman,
إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ [يونس : 81]
Sesungguhnya Allah akan membatalkan (mengalahkan)-nya. Sesungguhnya Allah tidak membiarkan perbuatan orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus : 81)
Dan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-telah berfirman,
وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى [طه : 69]
Tidak akan menang penyihir itu, dari mana pun ia datang.” (Thaha : 69)
Maka, bertakwalah kalian kepada Allah, wahai hamba-hamba Allah. Dan, tinggalkanlah dosa yang terlihat dan dosa yang tersembunyi. Jauhilah oleh kalian kebiasaan-kebiasaan orang-orang yang bakal sengsara, dan jauhilah pula oleh kalian jalan-jalan menuju kehinaan dan kenistaan.
Ayyuhal Mukminun
Sesungguhnya di antara sebab terbesar untuk menjaga diri dan melindungi diri dari bala yang jelas ini adalah banyak mengingat Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, karena sesungguhnya hati bilamana penuh dengan mengingat-Nya niscaya tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya. Karena itu-wahai hamba-hamba Allah- hafalkanlah dzikir-dzikir yang disyariatkan, wirid-wirid nabi, rukyah ilahiyah, seperti membaca ummul kitab (surat al-Fatihah), ayat kursi, penutup surat al-Baqarah, surat al-ikhlash, al-Mu’awadzatain (surat al-Falaq dan surat an-Naas) dan yang lainnya berupa doa dan dzikir (yang disyariatkan)
Termasuk penjagaan dan perlindungan diri dari bala ini adalah kejujuran bersandar dan bertawakkal kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dalam segala urusannya.
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ [الطلاق : 3]
Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan-nya (ath-Thalaq : 3)
Maka, hanya kepada-Nya-lah hendaknya kalian bertawakkal, wahai orang-orang yang beriman agar kalian mendapatkan keberuntungan.
Khutbah Kedua :
Amma Ba’du
Ayyuhal Mukminun
Sesungguhnya yang wajib atas orang yang tertimpa ujian sihir ini atau sakit dan penyakit-penyakit yang lainnya adalah bersabar terhadap ketentuan dan takdir Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, karena sesungguhnya sabar dan mencari pahala merupakan upaya yang akan membuahkan hasil yang sangat besar dan pahala yang banyak. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ [الزمر : 10]
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan. (az-Zumar : 10)
Maka, bersabarlah Anda, wahai hamba Allah. karena sesungguhnya sakitnya seorang mukmin dan cobaan dan ujian yang menderanya, Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menjadikannya-dengan rahmat-Nya- sebagai penebus kesalahan dan dosa-dosanya, dan sebagai kesempatan untuk bertaubat kepada-Nya. Dan, hendaklah engkau berdoa dan merendahkan diri kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, memohon kesembuhan kepada-Nya, karena sesungguhnya tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Nya.
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ [الشعراء : 80]
Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku (asy-Syu’ara : 80)
Dan, jujurlah kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-di dalam berdoa, tampakkanlah hajat dan kebutuhanmu kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, karena sesungguhnya doa yang jujur merupakan musuh bala’, mengangkat bala’ dan menerapinya.
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ [النمل : 62]
Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang mengabulkan (doa) orang yang berada dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, menghilangkan kesusahan (An-Naml : 62)
Tempuhlah sebab-sebab syar’i untuk mengangkat bala’ yang besar ini. Jangalah Anda sekali-kali menemui para tukang sihir dan para normal, atau mengikuti para dajjal dan orang-orang yang menyimpang. Karena sesungguhnya mereka itu akan merusak hati dan menghancurkan badan, mereka akan menjatuhkan seseorang ke dalam kemurkaan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, berfirman,
كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا [الجن : 6]
Sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari (kalangan) manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin sehingga mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat. (Al-Jin : 6)
Maka, tidak ada kebaikan pada sisi mereka. Bahkan, mereka adalah sumber munculnya keburukan dan kejelekan berbagai hal. Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-telah mewanti-wanti jangan sampai mendatangi mereka, seraya bersabda,
من أتى كاهِناً أو ساحِراً فصدَّقَه، فقد كَفَرَ بما أُنزلَ على محمَّدٍ
Barang siapa mendatangi dukun atau tukang sihir lalu ia membenarkannya, maka sungguh ia telah ingkar terhadap apa yang diturunkan kepada Muhamamad-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- (yakni, al-Qur’an)
Maka, bertakwalah Anda kepada Allah, wahai orang yang beriman. Lalu, jika seandainya Anda meninggal dunia dalam keadaan sakit, beriman dan mengesakan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, niscaya hal itu-Demi Allah- adalah lebih baik bagimu daripada engkau meninggal dunia dalam keadaan sehat, selamat, namun dalam keadaan sebagai orang yang menyekutukan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-
اللهم إنا نعوذُ بك من الشركِ كلِّه.
Ya Allah ! Sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kesyirikan seluruhnya.
Sumber :
As-Sihru Wa Syu’muhu, Syaikh Prof. Dr. Khalid bin Abdullah al-Mushlih-حَفِظَهُ اللهُ تَعَالى- https://www.almosleh.com/ar/27
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor